Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Haus Terus, ASI-nya Kurang?

Kompas.com - 14/03/2011, 11:42 WIB

KOMPAS.com — Bayiku kok tidak pernah kenyang? Haus terus seakan tidak pernah kenyang meskipun minum ASI sudah lama dan cukup sering. Mendengar bayi yang menangis terus membuat orangtua panik. Apalagi nenek si bayi terus-menerus memerintahkan anaknya untuk menambah susu formula.

Ternyata setiap tangisan bayi belum tentu haus. Dalam keadaan gangguan tertentu bayi sering menangis dan rewel. Hal ini sering dianggap haus, padahal itu adalah tanda haus palsu.

Kekawatiran ASI kurang atau fobia ASI kurang adalah perasaan yang tidak benar pada ibu yang menganggap bahwa produksi ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi. Keadaan ini terjadi karena adanya gejala-gejala tertentu pada bayi yang masih dianggap haus, padahal bayi sudah minum banyak.

Gejala ini cukup menyesatkan dan dianggap bahwa bayi masih kurang minum sehingga pemberian susu formula ditambahkan. Pada akhirnya hal inilah yang seringkali menggagalkan program ASI eksklusif.

Manifestasi “haus palsu”

Beberapa gejala pada bayi yang timbul bukan karena rasa haus dan lapar dapat disebut gejala palsu. Gejala ini seringkali timbul karena ada yang dirasakan tidak nyaman pada tubuh bayi, khususnya ketidaknyamanan saluran cerna. Gejala yang timbul biasanya tampak bila bayi minum susu terburu-buru, tidak sabar, seringkali minta minum (kurang dari satu setengah jam) atau sering ngempeng.

Gejala lain adalah gerakan mulut seperti mau minum atau bila pipi atau bibir disentuh seperti mau minum. Reflek mengisap pada bayi sangat tinggi, terutama pada bayi dengan gangguan hipersesitivitas. Hal ini belum tentu tanda haus.

Keadaan gejala haus palsu ini seringkali mengakibatkan kegagalan program ASI eksklusif. Ibu sering merasa letih dan kurang tidur karena tampak bayi sering minta minum dan hanya terus ngempeng (tidak menyedot) puting susu. Akhirnya, karena kondisi tersebut keputusan pemberian susu formula dilakukan.

Ketidaknyamanan pada bayi ini seringkali terjadi karena rasa sakit atau gangguan pada saluran cerna bayi. Keadaan ini sering terjadi karena imaturitas saluran cerna pada bayi masih belum sempurna. Biasanya dengan pertambahan usia terutama di atas usia 3 bulan gangguan ini akan membaik. Gangguan tersebut sering terjadi pada penderita dengan bakat alergi dan hipersensitif.

Gangguan pada saluran cerna dapat dianggap sebagai penyebab bila terjadi gejala bayi sering muntah atau gumoh, kembung, hiccup (cegukan), buang angin keras dan sering, sering rewel gelisah (kolik) terutama malam hari, BAB lebih dari 4 kali perhari, BAB tidak tiap hari. . Kadang disertai hernia umbilikalis (benjolan pada pusar/”bodong”) bahkan juga hernia scrotalis, inguinalis karena sering ngeden.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com