Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Apa Rasanya Kontraksi?

Kompas.com - 15/03/2011, 15:15 WIB

KOMPAS.com - Rasa takut kaum perempuan menghadapi persalinan umumnya makin menjadi ketika memasuki masa kontraksi. Mereka yang baru pertama kali hamil mungkin akan mendengar cerita-cerita seperti, "Kontraksi itu rasanya seperti rajanya kram saat menstruasi". Seperti ada gelombang rasa sakit, dan Anda harus mengikuti gelombang itu dan bukan melawannya. "Nggak sakit sih, tapi rasanya cukup intens. Punggung rasanya sakit sekali," begitu kata yang lain.

Apa yang digambarkan oleh teman-teman atau saudari Anda ini ada benarnya. Apalagi, yang dialami para perempuan saat kontraksi memang berbeda. Namun dari pengalaman yang berbeda-beda, dan arti katanya, kontraksi menunjukkan suatu fungsi tubuh tertentu. Apa tepatnya yang terjadi pada tubuh perempuan ketika terjadi kontraksi?

Rahim merupakan otot terbesar di dalam tubuh perempuan. Ketika Anda berkontraksi, otot tersebut meregang. Hal itu terjadi begitu saja, sama ketika perut Anda berkontraksi waktu Anda muntah, misalnya. Terasa ada remasan, pengencangan, dan penyusutan pada otot tersebut. Rahim memang meregang dan mengecil. Penyusutan itu menarik serviks sehingga terbuka, dan akhirnya mendorong bayi ke kanal kelahirannya (vagina).

Rahim sendiri berada di panggul Anda, dan terhubung ke otot-otot pada punggung bawah Anda. Rahim juga pada dasarnya mendominasi seluruh tubuh atas Anda. Jadi sepanjang proses persalinan, sebelum Anda mendorong bayi keluar, sensasi dari kontraksi itu terasa menjalar di sekitar pinggang. Juga, di area punggung bawah dan area panggul.

Gelombang kontraksi itu datang dan pergi. Kram saat menstruasi lebih seperti nyeri yang lambat, dan bisa lebih sakit atau tidak begitu sakit. Sedangkan kontraksi menjelang persalinan akan menimbulkan rasa kram yang hebat (banyak perempuan yang menilainya sama dengan kram menstruasi), tetapi rasa sakitnya timbul-tenggelam.

Meski begitu, setiap perempuan bisa saja mengalami hal yang berbeda. Ada juga yang tidak merasakan sakit sama sekali. Bahkan pada fase pelebaran yang paling aktif, ketika jarak kontraksi begitu dekat dan berakhir hingga 90 detik, rasa sakitnya lenyap saat jeda. Namun, memang, karena kontraksi itu datang dan pergi, sulit menemukan analogi yang tepat untuk persalinan.

Jeda tersebut akan cukup lama pada fase persalinan awal (antara 5-30 menit), kemudian menjadi lebih pendek. Pada persalinan yang sangat aktif, kontraksi datang setiap 2-3 menit, sehingga meskipun ada jeda namun Anda tetap merasakan gelombang rasa sakit itu. Awalnya terasa sedikit nyeri, namun kemudian menjadi lebih hebat hingga mencapai puncaknya. Setelah itu intensitasnya mengendur lagi. Saat nyeri menghilang, Anda merasakan kelegaan yang luar biasa.

Kram saat menstruasi mungkin membuat perut bagian bawah Anda seperti diremas-remas. Pada kontraksi, rasa sakit seperti menyebar dari punggung bawah ke sekeliling tubuh, sehingga akhirnya terasa sangat menguras energi ketika datangnya lebih lama dan lebih kuat.

Maka bisa dibilang, kontraksi terjadi ketika otot meregang, menimbulkan kram yang terasa di sekujur tubuh atas dan panggul. Untuk menguranginya, Anda bisa berendam di air hangat, menggunakan bantal panas, dan sebagainya (baca: 7 Cara Mengurangi Nyeri Kontraksi).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com