Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istimewanya Seorang "Short Sleeper"

Kompas.com - 16/03/2011, 12:28 WIB

"Saya sudah mengalaminya sejak lama. Saya bisa bekerja penuh dan tidak menguap atau kelelahan selama seharian," ujarnya.

Avery setiap hari mampu mengurus keluarganya, tetapi ia juga bekerja dalam waktu penuh sebagai direktur bidang digital pada sebuah perusahaan periklanan. Kedua anaknya yang berusia 2 dan 5 tahun selalu tidur sekitar pukul 09.00 malam dan suaminya pada pukul 10.00 malam. Avery pun dapat mengerjakan tugas rumah tangga, seperti mencuci, setelah anak dan suaminya terlelap. Ia juga menonton televisi, membaca buku, dan menyelesaikan tugas kantornya.

"Saya merasa semuanya berjalan secara alami. Saya masih bisa beraktivitas dalam keadaan segar," ungkapnya mengomentari pola tidurnya. 

Kebiasaan tidur singkat juga dialami Dan Nainan, seorang komedian yang tinggal di New York. Pria berusia 29 tahun ini mengaku tidur hanya empat jam setiap malam.  Ia selalu menghindari obat-obat resep serta tidak meminum alkohol dan kafein. 

"Ini memberikan saya keuntungan. Saya punya 20 persen waktu lebih dibandingkan orang biasa," ujarnya.

Nainan pun tak tahu apakah faktor gen atau tuntutan kerja yang membuat jadwal tidurnya begitu singkat. Ia selalu rutin tidur pada malam hari dan terbangun empat jam kemudian. Dengan waktu luang yang tersedia, ia bisa menyusun materi komedi dan strategi pemasaran.

Problem kurang tidur
Apa yang dialami Nainan belum tentu berlaku bagi yang lain, apalagi bagi mereka yang tubuhnya memerlukan istirahat selama tujuh atau delapan jam. Masalah justru akan muncul ketika kebutuhan tidur tidak terpenuhi.

Para ahli mengingatkan, banyak orang di era modern ini yang kekurangan tidur. Dan bahayanya, mereka seperti bangga dengan hal itu karena seperti menjadi manusia super. Padahal, kekurangan tidur justru akan membawa petaka dan menjauhkan seseorang dari sosok super.

"Anda menjadi lelah. Berjalan pun kelelahan. Penampilan Anda jadi buruk, pikiran menurun, demikian juga dengan konsentrasi," kata dr David Volpi, dokter dari Manhattan Snoring and Sleep Center.

Kurang tidur memang dapat menyebabkan kekalahan pada pengendara, mengantuk, serta buruknya koordinasi tangan dan mata. Dalam jangka panjang, orang yang tidur kurang dari enam jam terbukti memiliki risiko lebih besar mengalami kematian, obesitas, serangan jantung, dan stroke.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com