Penelitian menunjukkan, sebagian besar manusia membutuhkan waktu selama tujuh hingga delapan jam untuk tidur, dan bahkan beberapa di antaranya perlu sampai 10 jam.
Fu menilai, orang yang terlahir bukan sebagai short sleeper menggunakan hal-hal artifisial sehingga menjadi kurang tidur. "Akibat jangka panjangnya, hal itu dapat memicu masalah kesehatan, seperti risiko penyakit jantung dan kanker," ujarnya.
Saat ini belum ada penelitian yang menjelaskan apakah risiko kesehatan pada kelompok short sleeper berkaitan dengan kurang tidur.
Pada 2009, dalam sebuah laporan yang dimuat jurnal Science, Fu dan timnya dari Universitas California berhasil mengidentifikasi ibu dan seorang anak perempuannya yang secara teratur tidur sekitar 6,25 jam setiap hari. Hasil tes darah menunjukkan bahwa mereka mengalami mutasi yang memengaruhi siklus selama 24 jam. Fu mengatakan, ada kemungkinan mereka mengalami mutasi genetik yang memengaruhi pola tidur.
"Mereka sangat energik. Empat sampai enam jam itulah waktu tidur mereka yang optimum," ungkap Fu mengomentari mereka yang mengalami mutasi genetik.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.