Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Amandel Membandel

Kompas.com - 18/03/2011, 14:03 WIB

Kompas.com - Tonsil atau amandel sebenarnya berfungsi sebagai benteng pertahanan terdepan tubuh untuk menaklukkan kuman yang datang dari mulut. Namun, akibat fungsinya itu tonsil dapat meradang atau terkena infeksi sehingga harus diangkat.

Ada beberapa hal yang dapat mengganggu amandel, antara lain karena peradangan dan infeksi kuman. "Jika disebabkan karena infeksi biasanya akan terlihat bercak putih di tonsil. Terkadang tonsilnya bengkak, tapi ada juga yang tidak," papar dr.Agus Subagio, Sp.THT dari RS.Puri Indah Jakarta.

Anak-anak yang menderita alergi berat kebanyakan juga menderita peradangan amandel (tonsilitis). "Anak yang hidungnya sering mampet, sering pilek biasanya amandelnya jadi gampang terpapar bakteri sehingga meradang. Ini bisa menyebabkan tonsilnya bengkak," katanya.

Radang tonsil dicirikan dengan keadaan tonsil yang bengkak, kadang tonsil diselimuti lapisan putih. Penderita akan mengalami demam dan sulit menelan.

Menurut dr.Agus, tonsilitis lebih banyak dialami oleh anak-anak karena sistem imun mereka lebih rendah sehingga lebih mudah terinfeksi kuman dan virus. Selain itu, tenggorokan anak juga masih kecil sehingga lebih mudah tersumbat.

"Karena tenggorokannya kecil, jika tonsilnya bengkak tentu bisa menyebabkan jalan napasnya tertutup," katanya.

Amandel yang membesar juga bisa menyebabkan anak mendengkur yang bisa menyebabkan Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSA), yaitu keadaan berhentinya napas pada saat tidur. Hal tersebut menyebabkan pasokan oksigen ke otak akan berkurang.

"Akibatnya anak jadi sering mengantuk di siang hari, konsentrasi belajarnya menurun, bahkan tumbuh kembangnya terganggu," imbuhnya.

Tindakan pengangkatan amandel (tonsilektomi) disarankan untuk dilakukan jika dalam setahun anak sudah mengalami 7 episode sakit atau radang tonsil berlangsung lebih dari dua minggu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com