Dana itu untuk penyediaan obat tuberkulosis bagi anak, tambahan reagens, bahan-bahan diagnostik, biaya operasional di daerah, dan pembinaan fasilitas kesehatan. Penanganan tuberkulosis sangat penting di Papua yang tinggi penularan HIV-nya. Pertambahan kasus HIV/AIDS ikut meningkatkan risiko penularan tuberkulosis.
Hal senada dikatakan Kepala Dinas Provinsi Kalimantan Timur Syafak Hanung. Dia mengatakan, penemuan kasus masih terkendala oleh keterbatasan kapasitas fasilitas kesehatan. ”Tenaga yang terbatas ialah tenaga laboratorium untuk mendukung pemeriksaan mikroskopik. Tidak semua tenaga di puskesmas dapat melakukan pemeriksaan mikroskospik tuberkulosis,” ujarnya.
Guna mengatasi kekurangan itu, di Kalimantan Timur dibuat semacam sistem rujukan laboratorium. Contoh dahak yang dikumpulkan puskesmas dikirimkan ke puskemas yang mampu memeriksa.
Selain itu, diadakan pelatihan pemeriksaan mikroskopik oleh laboratorium kesehatan daerah kepada tenaga tenaga di puskesmas. Pemerintah daerah juga menganggarkan penanganan tuberkulosis. Saat ini anggaran kesehatan Provinsi Kalimantan Timur sekitar 13,5 persen dari APBD di luar gaji pegawai negeri sipil. (INE)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.