Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benjolan Tiroid, Haruskah Operasi?

Kompas.com - 23/03/2011, 12:20 WIB

Menurut dia, bila kadar hormon tiroid seorang pasien berada di luar batas normal, entah lebih maupun kurang, maka pasien harus menjalani pengobatan untuk mengembalikan kadar hormon tersebut ke batas normal.

"Sebelum dioperasi pasti akan dilaksanakan serangkaian tes dulu. Karena ini untuk mengetahui seberapa parah stadium kankernya," katanya.

Sebaiknya dioperasi

Suhanto bilang, pada kasus penyakit tiroid, sebaiknya pasien menjalani operasi pengangkatan benjolan. Sebab, bila tidak dioperasi, pasien akan menghadapi risiko yang bisa membahayakan keselamatannya. Tumor akan terus membesar, yang mengakibatkan gangguan pernafasan dan pasien sulit menelan asupan makanan dan minuman.

Perlu Anda ketahui pula, kaum perempuan cukup rentan mengalami kelainan kelenjar gondok ini. Jumlahnya sekitar 80% hingga 90% dari total penderita. Hanya saja, sekitar 60% sampai 70% penderita laki-laki mengidap kelainan kategori ganas. "Rentang usia pasien antara 20 tahun hingga 50 tahun," kata Asrul.

Biasanya, tumor berbentuk benjolan tunggal atau noduler berisiko terjadi pada perempuan berusia di atas 50 tahun. Sedangkan pada pasien laki-laki berusia di atas 40 tahun, kelenjar tiroid berisiko menjadi kanker ganas. "Karena itu, ketika merasakan ada sebuah benjolan di sekitar leher, Anda harus segera memeriksakannya ke dokter," papar Asrul.

Sama seperti penyakit pada umumnya, risiko penyakit kelenjar gondok juga bisa ditekan dengan menjalani pola hidup dan makan sehat. "Jalani pola yang hidup sehat dengan berolahraga dan hindari makanan junk food. Selain itu, pengobatan melalui media penyinaran juga harus ada batas perhitungannya. Radiasi sinar yang berlebihan harus dihindari," tandas Asrul.

Pesan serupa juga dikatakan Suhanto. Dia bilang, untuk mencegah risiko kanker tiroid, Anda harus rajin mengontrol kondisi hormon tiroid tubuh secara berkala. "Jadi, lebih baik mencegah daripada tiba-tiba Anda harus menghadapi operasi benjolan tiroid," terang Suhanto. (Raymond R, Dikky S.)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com