Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendidikan Seks Mulai Masuk Kampus

Kompas.com - 26/03/2011, 15:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemahaman tentang isu seksualitas dan kesehatan reproduksi (kespro) kini mulai diperkenalkan secara formal di kampus. Modul tentang integrasi jender, kesehatan reproduksi, dan seksualitas kini masuk dalam kurikulum. Peluncuran modul kespro ini dilakukan di Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) Jakarta, Jumat (25/3/2011) kemarin.

Direktur Yayasan Jurnal Perempuan Marianna Amiruddin menyatakan, isu seksualitas dan kesehatan reproduksi memang penting untuk dimasukkan dalam kurikulum.  Dalam tahap awal ini, terang Amiruddin, sudah ada tiga kampus yang mau bekerja sama dalam memperkenalkan modul ini kepada mahasiswa. 

"Kampus-kampus itu antara lain Atmajaya Yogyakarta, IKJ (Institut Kesenian Jakarta), dan Moestopo beragama," ujar Amiruddin.

Dalam modul tersebut, diajarkan bagaimana isu-isu perempuan dan tubuhnya misalnya, soal kehamilan yang tidak diinginkan, menstruasi, bahkan sampai masalah kepemimpinan.

Dalam sejarahnya, kesehatan reproduksi mengacu pada ICPD (International Conference on Population Development) di Kairo 1994. Pada konferensi tersebutlah, pertama kali dikeluarkannya konsep kesehatan reproduksi.

"Konsep kesehatan reproduksi memiliki elemen seperti kesehatan ibu dan anak, Keluarga Berencana, aborsi, kekerasan terhadap perempuan, kemandulan, HIV AIDS dan keterlibatan pria dalam kesehatan reproduksi," ujar Atashendartini Habsjah dari Yayasan Kesehatan Perempuan.

Menurutnya, kesehatan reproduksi dan seksualitas tidak terlepas dari kehidupan manusia. Seksualitas dan kesehatan merupakan dasar dari kehidupan laki-laki dan perempuan. Keterlibatan pria dalam kesehatan reproduksi dirasa sangat perlu dan memegang peranan yang penting.

"Dalam segala, misalnya kalau istrinya hamil dia harus ikut. Untuk KB, jangan hanya paksakan perempuan yang ikut, karena pria kan bisa pakai kondom juga," lanjut Atashendartini.

Dalam dokumen ICPD, Kesehatan reproduksi erat kaitannya dengan HAM, dimana isinya terbagi tiga, yakni respek, perlindungan dan pemenuhan. Dimana ketiga hal tersebut adalah kewajiban sebuah negara terhadap warga negaranya.

"Pemahaman ini sangat penting, pasalnya jika setiap orang dapat memahami, maka tidak akan terjadi pemerkosaan jika saling respek," imbuhnya.

Atashendartini menilai, pemahaman kesehatan reproduksi dan seksualitas masih sangat minim.  "Paling tidak SMP dan SMA, tapi kalau soal gender sebaiknya mulai dari SD agar mereka saling respek dan tidak terjadi bias gender," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com