Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meisya: Kreatif Menghadapi Anak "Drama Queen"

Kompas.com - 27/03/2011, 11:04 WIB

KOMPAS.com — Tak sedikit perempuan yang kewalahan menghadapi anak sulit makan. Apalagi saat anak di atas lima tahun mulai melakukan aksi gerakan tutup mulut (GTM), ditambah lagi (pada anak perempuan) mulai merajuk berusaha mengambil hati ibunya agar menuruti maunya.

Presenter Meisya Siregar juga mengalami problem kebanyakan ibu ini. Untuk itu, kata Meisya, ibu mesti siap dan kreatif dengan cara ekstra. "Syabila (anak pertamanya, perempuan) punya seribu cara menolak makan secara halus. Ia juga punya seribu cara meluluhkan hati ibunya. 'Drama queen'-nya mulai keluar, bilang 'Bunda aku belum lapar, nggak mau makan ini, maunya noodle', katanya mencari alasan," papar Meisya, saat talk show "Sustagen 100% Nutrition Day Gathering" di fX, Jakarta, Sabtu (26/3/2011).

Menurut Meisya, tantangan terberat baginya adalah mengatasi anak sulit makan di usia enam tahun, seperti putrinya. Saat anak usia 2-3 tahun, anak juga sudah mulai sulit makan, tetapi tak separah saat anak makin bertambah usianya. Maklum, anak sudah mulai kritis, bisa mengungkapkan pendapat, dan nalarnya sudah berjalan dengan baik. Untuk menghadapi anak dengan tipe seperti Syabila, butuh perlakuan ekstra dan ibu harus terus kreatif, kata Meisya.

"Bikin aturan saat waktu makan tiba, jangan menggunakan teknik yang keliru seperti memberi makan anak sambil digendong, diajak bermain, atau sambil nonton televisi. Ini kebiasaan yang salah karena nantinya ibu akan kesulitan saat tak sedang di rumah," lanjutnya.

Cara yang terbukti berhasil diterapkan pada Syabila adalah membuat peraturan waktu makan. Pertama, tidak boleh makan di depan televisi atau sambil menonton acara televisi. Kedua, berikan batasan waktu makan agar anak menghabiskan makannya dalam waktu tertentu, misalnya setengah jam.

"Saya memberikan batasan waktu makan, dalam setengah jam, habis atau tidak, harus sudah selesai makan. Cara ini sekaligus mengajarkan anak cara membaca jam. Anak juga merasa tertantang menghabiskan makanan. Setiap kali ditanya bagaimana makanannya, dia melapor hari ini lewat lima menit, atau kemarin kurang dari setengah jam sudah selesai. Cara ini justru menjadi perbincangan yang seru dengan anak," jelas Meisya, yang mengaku sebelum menjalankan sistem pengaturan waktu makan ini, anaknya bisa menghabiskan waktu 1-2 jam untuk menyelesaikan makanannya.

Pilihan lain, apalagi jika kedua cara tadi tak berhasil adalah dengan kreatif menyajikan makanan. Ibu perlu kreatif menghidangkan makanan agar anak tertarik makan. Anak juga perlu dilibatkan saat memilih atau menyiapkan makanannya.

"Cara lain yang bisa dilakukan adalah menggunakan food shaper, di mana makanan bisa dibentuk dengan cetakan menarik untuk menarik perhatian anak. Tanya juga kepada anak, dia ingin makan apa, dan kreasikan juga pilihan makanannya," jelas Meisya.

Kuncinya, jika anak punya ribuan alasan menolak makan, ibu semestinya juga punya sejuta cara memancing selera makan anak. Hanya, memang dibutuhkan kreativitas serta upaya lebih keras untuk itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com