Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rendah, Jumlah Bayi yang Dapat ASI Eksklusif

Kompas.com - 29/03/2011, 13:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Manfaat air susu ibu tidak hanya berdampak positif pada bayi tapi juga ibu. Akan tetapi, jumlah bayi yang mendapatkan ASI secara eksklusif masih memprihatinkan.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan, bayi yang mendapatkan ASI ekslusif di Indonesia hanya 15,3 persen. Budiharja, Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kementerian Kesehatan mengatakan, masalah utama rendahnya pemberian ASI di Indonesia adalah faktor sosial budaya dan kurangnya pengetahuan ibu hamil, keluarga dan masyarakat.

"Rendahnya penggunaan ASI adalah ancaman bagi tumbuh kembang anak," katanya saat membuka seminar 'Peningkatan Pemberian ASI Ekslusif dalam mendukung MDG's 2015' di Jakarta, hari ini.

Ia menambahkan, saat ini penyakit diare masih menjadi penyebab utama kematian pada bayi dengan persentase 12 persen. "Dari jumlah itu, berapa banyak yang sakit diare karena terkontaminasi bakteri susu formula atau sanitasi yang buruk," katanya.

Kesulitan air bersih akibat banjir di Jakarta Utara tahun 2005 terbukti menyebabkan wabah diare. Dr.Ni Wayan Ani Sp.KJ dari RSUD Koja mengatakan, diare terjadi karena tidak ada air bersih untuk mencuci botol dan menyiapkan air untuk membuat susu.

"Belajar dari pengalaman tersebut kini di RSUD. Koja seluruh ibu hamil mendapat penjelasan mengenai manfaat ASI eksklusif, termasuk cara pemberian ASI dan memerah ASI untuk ibu bekerja," katanya.

Budiharja mengakui, tantangan utama pemberian ASI adalah pada ibu bekerja. "Para wanita bekerja ini punya alasan khusus untuk tidak memberikan ASI pada bayinya. Karena itu saat ini pemerintah sudah membuat peraturan yang mendorong pimpinan perusahaan untuk menyediakan ruang laktasi di tempat kerja," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com