Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Gejala DBD dan Tifus

Kompas.com - 30/03/2011, 16:09 WIB

KOMPAS.com - Walaupun disebabkan oleh kuman yang berbeda, demam dengue dan tifoid memiliki ciri yang hampir sama, yakni diawali dengan gejala demam tinggi. Bagaimana cara sederhana membedakan kedua penyakit ini?

Dr. Widayat Djoko Santoso, Sp.PD dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Ciptomangunkusumo (FKUI/RSCM), menjelaskan, infeksi demam dengue disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan nyamuk Aedes Aegypti. 

Ciri khas penyakit ini adalah demam tinggi secara mendadak disertai dengan nyeri kepala hebat, terutama di belakang mata. Demam dengue terbagi menjadi 2 yakni demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD). Demam berdarah dengue merupakan bentuk yang lebih parah dari demam dengue, di mana pendarahan dan syok kadang dapat terjadi yang berujung pada kematian.

"Pasien demam dengue bisa saja kemarin masih terlihat sehat lalu malamnya mendadak demam tinggi. Sedangkan pasien tifoid atau tifus biasanya sebelumnya sudah agak meriang-meriang dan makin lama demamnya makin tinggi," papar Widayat dalam acara seminar bertajuk 'Waspadai Penyakit di Musim Pancaroba' di Jakarta, Rabu, (30/3/2011).

Ciri khas lain demam dengue adalah pada hari kelima biasanya demamnya turun. "Tapi hati-hati, demamnya turun tapi bukan semakin baik. Ini merupakan fase yang berbahaya. Sementara pada pasien tifus demam yang turun artinya penyakitnya makin baik," lanjutnya.

Iat menambahkan, pasien demam dengue biasanya memiliki tanda bintik kemerahan di kulit.

"Amati juga daerah kulit bekas tusukan jarum, jika ada bintik merah kebiruan yang makin lebar artinya pembuluh darahnya sudah rapuh. Makin lebar bekas merahnya berarti tanda terjadinya perdarahan di bawah kulit," ungkap Widayat yang menyarankan pasien untuk segera lakukan tes darah sederhana bila dalam tiga hari demam tak kunjung hilang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com