Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Sistem Kekebalan Kacau

Kompas.com - 19/04/2011, 04:40 WIB

Oleh Lusiana Indriasari

Pada sebagian orang, sistem kekebalan yang berfungsi melindungi tubuh dari kuman mengalami kekacauan. Zat antibodi yang seharusnya melindungi justru menyerang organ tubuh sendiri. Kelainan ini dikenal sebagai penyakit otoimun. Salah satunya, lupus.

Lupus adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh tidak bisa mengenali mana teman mana lawan sehingga merusak tubuh sendiri,” kata Zubairi Djoerban, Guru Besar Hematologi dan Onkologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo di Jakarta. Karena zat antibodi ada di dalam darah, lupus bisa merusak bagian tubuh yang mendapat pasokan darah mulai dari kulit hingga organ vital, seperti jantung, paru, ginjal, otak, bahkan darah sendiri.

Lupus sulit dideteksi karena tidak memiliki gejala yang spesifik. Gejala yang muncul tergantung pada bagian tubuh yang diserang. Karena itu, penderita lupus datang ke dokter dengan keluhan berbeda-beda.

Misalnya, seorang penderita lupus perempuan datang ke dokter dengan kondisi perut gendut, mata bengkak, dan tubuh lemas. Pasien lain mengalami demam berkepanjangan dan rambut rontok. Sebagian lagi menderita sakit kepala hebat, nyeri di persendian, dan keguguran berulang. Karena muncul dengan beragam gejala, lupus kerap disebut ”penyakit seribu wajah”.

”Menegakkan diagnosis lupus adalah tantangan terbesar bagi dokter,” kata Zubairi.

Dokter bisa terkecoh bila tidak teliti mengamati pasien. Pasien yang datang dengan demam berkepanjangan dan rambut rontok, misalnya, bisa didiagnosis sakit tipus atau sakit lain, sementara lupusnya tidak terdeteksi.

Serangan antibodi menyebabkan peradangan pada organ yang terkena. Dilihat dari luasnya dampak peradangan, lupus bisa dibedakan menjadi Systemic Lupus Erythematosus (SLE) dan Discoid Lupus Erythematosus (DLE).

SLE menyebabkan komplikasi karena kerusakan terjadi di banyak tempat. Bila komplikasinya parah, bisa menyebabkan kematian. Sejak tahun 2010, kasus lupus ginjal menjadi penyebab kematian terbanyak dibandingkan kasus lupus lain.

Adapun DLE adalah lupus yang bersifat lokal, hanya terjadi di satu tempat. Biasanya DLE menyerang kulit, terutama di bagian wajah membentuk pola khas seperti kupu-kupu. Kulit mengalami ruam merah dan kasar. Karena pola ini, banyak gerakan penderita lupus di dunia menggunakan simbol kupu-kupu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com