Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelelahan Kronis Akibat Pekerjaan

Kompas.com - 25/04/2011, 07:56 WIB

Kondisi ini merupakan pengalaman yang menekan (stressful) karena adanya tuntutan yang timbul akibat hubungan interpersonal yang asimetris antara pemberi dan penerima pelayanan. Pada kasus Ibu KT, hubungan asimetris terjadi misalnya dengan adanya ciri perfeksionis dan sifat kurang tenang dari Ibu yang tidak sinkron dengan kondisi murid yang terlihat kurang patuh dan kurang serius mengerjakan tugas latihan. Sementara tugas tambahan yang dijalani Ibu KT juga menyita lebih banyak waktu dan pikiran.

Dimensi ”burnout”

Ada 3 macam dimensi dari burnout, yaitu:

1. Kelelahan emosional. Dimensi ini merupakan reaksi terhadap kondisi yang dialami pemberi pelayanan (guru, dokter, perawat, konselor, dsb) karena adanya tuntutan emosional yang dipandang berlebihan dari penerima pelayanan. Pemberi pelayanan dapat merasa energinya terkuras habis, tak punya sumber emosional lagi, lelah, lemas, dan kehilangan minat atau semangat.

2. Depersonalisasi. Dimensi yang berkembang lebih lanjut, ditandai oleh perasaan negatif pada penerima pelayanan, seperti menjaga jarak, tidak berperasaan, sikap negatif kepada penerima pelayanan, kehilangan idealisme, bekerja seperlunya, mudah marah dan tersinggung.

3. Penurunan hasrat mencapai prestasi diri. Munculnya respons negatif terhadap diri sendiri dan prestasi kerja, seperti merasa tidak bahagia, tidak puas, rasa bersalah, merasa gagal, menilai diri rendah, tidak mampu, menarik diri, menurunnya semangat kerja, dsb.

Mengatasi ”burnout”

Menurut hemat saya, berhenti bekerja sama sekali bukanlah solusi terbaik saat ini. Bukankah kondisi keluarga sejauh ini baik-baik saja, tidak memerlukan perhatian khusus dari Ibu. Ibu hanya perlu memulihkan tenaga, pikiran, dan emosi yang lelah dengan mengambil cuti beberapa waktu, misalnya satu semester, untuk tidak mengajar dulu.

Tugas-tugas sebagai Wakil Kepala Sekolah yang mungkin lebih bersifat administratif, tidak langsung berhubungan dengan para murid, dapat terus dijalani sejauh tak ada masalah. Beberapa hal penting lain yang perlu diperhatikan adalah:

1. Mengenali dan menerima diri lebih baik. Ibu perlu mendalami sifat-sifat pribadi mana yang bermanfaat untuk dilanjutkan dalam menghadapi para murid dan mana yang justru akan merugikan diri Ibu, misalnya sifat terlalu perfeksionis acapkali justru menimbulkan perlawanan pada murid remaja. Mengenali pola perilaku pribadi dapat membantu mengurangi stres dalam hidup karena menghilangkan konflik antarindividu yang tidak perlu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com