Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya Kejang Demam pada Anak

Kompas.com - 25/04/2011, 09:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Demam pada anak balita tidak bisa dianggap sebagai suatu masalah sepele. Pasalnya, demam tinggi yang berakibat kejang bisa berujung pada kerusakan otak permanen pada anak.

Dr. Mulya Rahma Karyanti, SpA(K) dari Divisi Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Anak, FKUI-RSCM, menyatakan kejang demam pada anak bayi lebih dari 15 menit dapat berdampak fatal, seperti kerusakan otak yang permanen. Hal ini disebabkan karena minimnya oksigen yang masuk ke dalam otak.

"Yang tadinya anak sudah pintar, perkembangannya menjadi mundur. Sehingga membuat anak jadi lemot," jelas Yanti dalam  seminar umum kesehatan di Fakultas Kedokteran UI, Sabtu, (23/4/2011).

Kejang demam pada anak balita, lanjut Yanti, biasanya diawali dengan faktor pencetusnya seperti demam terlebih dahulu. "Biasanya kejang demam paling sering terjadi pada masa-masa balita. Anak usia 1-5 tahun rentan sekali terkena kejang demam," ungkap Yanti.

Ia menambahkan, salah satu faktor risiko seorang bayi terkena demam kejang adalah  riwayat kejang dalam keluarga. Tapi, sekali pun seorang bayi tidak mempunyai riwayat kejang demam, bayi tetap mempunyai risiko terkena kejang walaupun persentasenya kecil.

Yanti memberikan cara penanganan praktis anak saat mengalami demam, terutama untuk mereka dengan riwayat kejang demam. Langkah pertama yang dilakukan adalah cara fisik. Fisik yang dimaksud adalah dengan melakukan kompres air hangat, bukan dengan air es atau alkohol.

"Yang dikompres adalah daerah lipat ketiak dan lipat pangkal paha. Kerjakan itu 10 sampai 15 menit biasanya akan bantu turun panas," ujarnya.

Kedua, dengan memberikan obat penurun panas. Yanti mengajurkan, saat demam anak sampai pada 37,8 derajat celcius sebaiknya segera diberikan obat penurun panas. Ini dimaksudkan untuk mencegah supaya jangan sampai anak mengalami demam tinggi yang bisa berakibat kejang.

Ketiga, alah memberi anak banyak minum. Hal ini ini maksudkan supaya anak tidak mengalami dehidrasi. Karena, kalau sampai kurang cairan, demam anak bisa semakin tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com