Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Alergi Bisa Divaksin tapi Diawasi

Kompas.com - 29/04/2011, 03:12 WIB

Jakarta, Kompas - Orang dengan kondisi khusus, misalnya alergi, tetap bisa mendapatkan vaksin meningitis. Namun, pemberiannya harus di bawah pengawasan dokter.

Hal itu mengemuka dalam pertemuan dengan media bertajuk ”Mari Lindungi Bangsa, Cegah Meningitis”, Kamis (28/4) di Jakarta. Vaksin meningitis perlu bagi mereka yang bepergian ke daerah endemik penyakit yang disebabkan bakteri Neisseria meningitidis,

baik jemaah calon haji/umroh, calon tenaga kerja, maupun wisatawan. Negara subsahara Afrika termasuk daerah endemik meningitis.

Wakil Ketua Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional dan Ketua Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI Ikatan Dokter Indonesia Samsuridjal Djauzi

mengatakan, orang dengan alergi bisa mendapatkan vaksin meningitis. Alergi biasanya bersifat spesifik sehingga belum tentu terjadi terhadap vaksin. Namun, pemberian vaksin harus dipantau lebih ketat.

”Setelah pemberian vaksin, orang itu tetap tinggal selama 30 menit untuk melihat reaksi,” katanya. Pemberian vaksin harus dilaukan dokter di fasilitas kesehatan dengan tenaga dan peralatan memadai. Jika terjadi reaksi, dapat segera ditangani. Namun, menurut Samsuridjal, biasanya efek yang terjadi ringan, yakni gatal di tempat suntikan atau iritasi, bukan reaksi alergi.

Pemberian vaksin di bawah pengawasan dokter juga berlaku bagi kelompok risiko tinggi seperti berusia di atas 65 tahun, berpenyakit jantung, atau paru.

Pembicara lain, Ketua Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional Sri Rezeki Hadinegoro mengatakan, pada dasarnya imunisasi untuk individu sehat. Individu dengan kondisi khusus sebaiknya berkonsultasi dengan dokter lebih dulu sebelum imunisasi. Orang dengan HIV dan mereka yang mengonsumsi obat kortikosteroid tidak dapat sembarangan diimunisasi.

Pemberian vaksin meningitis bagi orang dewasa yang ingin menunaikan ibadah haji merupakan persyaratan dokumen dan upaya melindungi masyarakat Indonesia. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), per tahun rata-rata 500.000 kasus penyakit meningokokus terjadi di dunia dengan 50.000 kematian. (INE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com