Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Berjuang Turunkan Fertilitas

Kompas.com - 05/05/2011, 06:43 WIB

SUMEDANG, KOMPAS — Pemerintah berupaya menurunkan angka kesuburan demi mencegah lonjakan jumlah penduduk. Angka fertilitas di Indonesia saat ini 2,6. Artinya, rata-rata perempuan memiliki lebih dari dua anak.

Menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Syarief, target angka fertilitas Indonesia 2,0. Artinya, setiap ibu paling banyak memiliki dua anak. Idealnya, angka fertilitas dikurangi 0,1 setiap tahun dengan program intervensi. Tahun 2015, Sugiri berharap angka fertilitas 2,1.

"Jumlah penduduk Indonesia menurut Sensus Penduduk 2010 ada 237,6 juta jiwa, melampaui angka yang diproyeksikan yaitu 234,2 juta jiwa. Penduduk Indonesia bertambah 32,5 juta jiwa dalam waktu 10 tahun," kata Sugiri dalam Pencanangan Nasional Bakti Sosial KB-Kesehatan bekerja sama dengan TNI, Rabu (4/5/2011) di Sumedang, Jawa Barat.

Menurut Sugiri, anggaran yang dibutuhkan BKKBN belum cukup, hanya Rp 2,4 triliun. Dengan anggaran itu, pihaknya kesulitan memberikan bantuan operasional kepada seluruh tenaga pelayanan kesehatan di daerah. Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2007 didapatkan, ada 9,1 persen calon akseptor KB yang belum terlayani, meningkat dari angka 8,9 persen dari survei sebelumnya.

Kecenderungan itu juga terjadi di Provinsi Jabar yang kini berpenduduk 43,7 juta jiwa dan laju pertumbuhan penduduk 1,8 persen. Wakil Gubernur Jabar Dede Yusuf menuturkan, persebaran penduduk masih kurang merata dan hanya terkonsentrasi di sekitar ibu kota provinsi serta perbatasan Jakarta, seperti Depok atau Bogor. Hal itu ditambah migrasi dari luar daerah yang mencapai 1 persen.

Dede mengatakan, kultur menikah pada usia muda di masyarakat pedesaan Jabar turut menyumbang masalah pertumbuhan penduduk. Usia kawin di Jabar lebih rendah dari usia kawin nasional, yakni 18,2 tahun.

Sugiri mengatakan, program revitalisasi KB yang dimulai 2007 menampakkan hasilnya meski dengan keterbatasan anggaran. Target akseptor KB dalam tiga tahun terakhir terpenuhi, yakni 6,8 juta orang pada 2008, 7,1 juta orang tahun 2009, dan 7,2 juta orang pada 2010. Sebelum revitalisasi KB dilakukan, pencapaian target akseptor KB hanya 90 persen.

Menurut dia, jumlah penduduk yang melampaui angka proyeksi mengagetkan banyak pihak dan menyadarkan semua orang bahwa Indonesia menghadapi masalah ledakan penduduk. Pada gilirannya, pemerintah akan mengalami kesulitan menyediakan pelayanan kesehatan dan pendidikan.

Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menyatakan, pihaknya bekerja sama dengan BKKBN memberikan akses kesehatan reproduksi kepada masyarakat hingga di daerah. TNI memiliki keunggulan dalam personel, peralatan, tenaga kesehatan, dan jangkauan hingga ke pelosok. (ELD)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com