Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seks dan Kopi "Memicu" Stroke

Kompas.com - 06/05/2011, 11:13 WIB

Kompas.com - Diperkirakan sekitar 15 juta orang di seluruh dunia mengalami stroke setiap tahunnya. Stroke adalah gangguan fungsi otak karena terganggunya suplai darah ke otak. Jika aliran darah terhambat lebih dari beberapa detik, sel-sel otak di daerah yang tidak teraliri akan rusak secara permanen, bahkan dapat menimbulkan kematian.

Ada beberapa faktor risiko stroke yang sudah sangat dikenal, yang sebetulnya dapat dicegah dan ditangani, yaitu diabetes mellitus, kurang berolahraga, kolesterol tinggi, hipertensi, merokok dan obesitas.

Dalam studi terbaru yang dilakukan di Belanda dan dipublikasikan jurnal Stroke, ditemukan faktor-faktor risiko lain dari stroke akibat ruptur aneurisma. Aneurisma yaitu timbulnya gelembung pada selaput jala di pembuluh otak. Kondisi ini sangat sulit dideteksi. Gelembung yang mengalami pembesaran ini bisa pecah dan menimbulkan stroke.

Faktor risiko aneurisma tersebut menurut peneliti adalah kebiasaan minum kopi, olahraga berlebihan, meniup hidung, seks, mengejan keras saat BAB, minum softdrink, terkejut dan marah.

Kesimpulan tersebut didapatkan berdasarkan penelitian terhadap 250 pasien selama tiga tahun untuk mengetahui pemicu pecahnya pembuluh darah di otak.

Minum kopi, meski hanya meningkatkan 1,7 persen risiko, namun dibandingkan faktor risiko lain angka tersebut cukup tinggi. Stroke yang dipicu oleh kebiasaan ngopi ini bertanggung jawab pada 2,7 persen kasus stroke.

Dr.Monique Vlak, ahli saraf dan ketua peneliti mengatakan, 1 dari 50 orang memiliki aneurisma otak tetapi hanya sedikit yang sampai pecah.

"Mengurangi konsumsi kopi atau mengobati konstipasi bisa menurunkan risiko perdarahan di otak akibat pecahnya gelembung di otak," katanya.

Perlu diketahui juga, penelitian yang dilakukan Vlak ini hanya meneliti pemicu pecahnya gelembung aneurisma. Tekanan darah tinggi merupakan penyebab terbesar lemahnya pembuluh darah dan bisa dipicu oleh kegemukan, kebiasaan merokok dan kurang berolahraga.

Dr.Sharlin Ahmed, dari The Stroke Association mengatakan tekanan yang besar akibat hipertensi dapat meningkatkan risiko pecahnya pembuluh darah pada aneurisma. Akan tetapi, menurutnya sangat sulit mengetahui pemicu stroke.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com