Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyembuhkan Diri dengan Makanan

Kompas.com - 09/05/2011, 11:54 WIB

KOMPAS.com — Gangguan fisik yang dialami seseorang turut dipengaruhi masalah emosi. Perasaan dendam, trauma, atau sampah dalam tubuh lainnya yang tersimpan lama menimbulkan ketidakseimbangan fisik dan emosi. Karena itu, dibutuhkan pendekatan holistik untuk meraih keseimbangan diri ini. Makanan juga punya andil besar sebagai food healing. Seseorang bisa mengatasi masalah dari dalam diri tanpa harus menjauhkan makanan tertentu. Namun, justru makanan sebagai salah satu penyembuhnya.

Terapis Rina Poerwadi memasukkan food healing ke dalam program perencanaan perawatan aromaterapi holistik. Sasarannya adalah mereka yang berkeinginan menyembuhkan diri sendiri, untuk menyeimbangkan kembali fisik dan emosi. Terapi diri dinilai sebagai pilihan cara bagi siapa pun yang ingin sembuh dari berbagai penyakit fisik, yang ternyata juga dipengaruhi gangguan emosi dari dalam diri. 

"Klien yang datang ke klinik akan memulai terapi dengan konsultasi. Biasanya, pertanyaan dasar yang diajukan adalah mengapa ia ingin terapi, apa obyektifnya. Pertanyaan seputar latar belakang penyakit juga diajukan, namun terapis bukan tugasnya untuk mendiagnosa penyakit. Gaya hidup, pola makan, hingga siapa pemicu stres juga dipertanyakan. Aromaterapi diaplikasikan pada sesi pijatan dengan minyak esensial tertentu dan aroma yang dihirup dalam ruangan. Namun, proses konsultasi punya peran penting, selain juga pendekatan food healing," tutur Rina saat ditemui Kompas Female di Tirtayu Healing Center, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Penyembuhan dengan makanan tetap diperlukan. Fokusnya bukan sekadar pengaturan apa yang boleh dimakan atau tidak. Namun, kata Rina, pikiran juga bisa diprogram ulang untuk mengasup makanan yang mendukung penyembuhan diri.

"Beberapa orang membutuhkan resep khusus sebagai pendukung pengobatan yang sudah didapatkannya dari dokter. Bentuknya bisa dibuatkan resep menu sehat atau dibuatkan langsung makanan yang membantu menyembuhkannya. Misalnya, penderita diabetes, obat dokter tetap dibutuhkan seumur hidup. Namun, diperlukan juga pendekatan holistik. Jika ia suka kue, tak perlu melarangnya makan kue. Namun dibuatkan kue serupa dengan rasa yang tidak manis. Menu sehat sebagai food healing dikombinasikan sesuai dengan diagnosa dokter. Prinsipnya adalah melengkapi pengobatan yang sudah ada," lanjutnya.

Food healing menjadi penting karena, bagi Rina, penderita penyakit tertentu juga memerlukan kebahagiaan emosi. Kalau dilarang menikmati makanan tertentu, emosinya pun tak seimbang. Namun, yang perlu dilakukan adalah melatih lidah penderita penyakit tertentu untuk mulai makan sesuatu yang tidak disukainya secara bertahap. "Food healing ini sebagai training lidah," tutup Rina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com