Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

44 Persen Jajanan Sekolah Tidak Sehat

Kompas.com - 26/05/2011, 19:00 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Sekitar 44 persen jajanan sekolah di Indonesia tidak sehat. Persentase itu dari tahun ke tahun terus meningkat.

Menurut Bosar Pardede dari Direktorat Surveilans dan Penyuluhan Keamanan Pangan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), persoalan jajanan sekolah itu merupakan masalah klasik yang membutuhkan peran berbagai pihak untuk terus menurunkan persentasenya. "Tidak bisa hanya BPOM yang menangani, tapi perlu peran serta orangtua, sekolah, maupun pelaku atau penjual jajanan itu sendiri," tutur Pardede di sela seminar "Aku Anak Sehat", Kamis (26/5/2011) di Yogyakarta.

Pardede menjelaskan, jajanan anak yang tidak sehat, antara lain, karena menggunakan bahan kimia berbahaya, seperti formalin, boraks, dan rhodamin A maupun rhodamin B. "Tanpa kepedulian berbagai pihak, anak-anak kita di masa datang kemungkinan besar akan terjangkiti penyakit fatal seperti kanker," katanya.

Ia berharap pencanangan gerakan menuju pangan jajanan anak sekolah yang bermutu dan bergizi pada 31 Januari 2011 diikuti komitmen lintas sektor itu mampu mengurangi atau menekan peredaran jajanan sekolah yang tidak sehat.

Sejak 2009 BPOM bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Nasional melakukan bimbingan teknis bagi kantin sekolah yang melibatkan guru, orangtua, dan penjual jajanan. Untuk program tersebut, pemerintah menyalurkan dana block grant kepada 288 sekolah di semua provinsi dengan jumlah untuk masing-masing sekolah maksimal Rp 25 juta.

Karena keterbatasan dana, program yang sama untuk tahun 2010 hanya diberikan untuk 165 sekolah. Namun, jumlah bantuannya dipukul rata Rp 25 juta. Sementara tahun ini bimbingan teknis tersebut untuk 100 sekolah di 10 kabupaten atau kota. "Jumlah block grant yang dikucurkan tetap Rp 25 juta," ujar Pardede.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com