Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nikmatnya Menjadi Petani Organik

Kompas.com - 15/06/2011, 02:23 WIB

Dari 49.500 hektar lahan sawah di Tasikmalaya, baru 320 hektar yang merupakan sawah organik bersertifikat organik internasional dan perdagangan berkeadilan dari The Institute for Marketology yang berbasis di Swiss. Seluas 60 hektar lainnya baru mendapatkan sertifikasi Standar Nasional Indonesia. Rata-rata panen mereka 10 ton per hektar.

”Lulus sertifikasi itu tak mudah karena kami minimal harus tanam serempak dalam satu lahan luas selama tiga tahun. Selain itu, data sejak tiga tahun lalu harus dibuat dan diberikan kepada pengawas. Rumit pada awalnya, tetapi karena sudah terbiasa, kami bisa menikmatinya,” kata Uu.

Padi organik telah dikenal di dalam dan luar negeri. Di dalam negeri, keberhasilan petani Tasikmalaya mengembangkan padi organik membuat Kementerian Pertanian menetapkan daerah ini sebagai sentra padi organik bersama Kabupaten Garut dan Kabupaten Ciamis, Jabar.

Pesanan padi organik dari luar negeri pun tidak pernah sepi. Permintaan 90 ton per pengiriman terpaksa ditolak karena petani baru bisa memenuhi pasar luar negeri secara teratur 18 ton per pengiriman. Permintaan datang dari Amerika Serikat, Jepang, dan Arab Saudi.

Uu tetap bersemangat mengembangkan padi organik. Ini tak semata-mata demi memenuhi permintaan pasar, tetapi ada yang lebih penting, yakni menjaga kesuburan tanah untuk warisan generasi selanjutnya. Lewat padi organik pula, banyak lapangan pekerjaan baru tercipta.

”Buat saya, yang paling penting dari semua itu adalah menjadikan petani mandiri, petani yang bisa menjadi tuan di atas lahannya sendiri,” kata Uu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com