Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daun Alpukat untuk Antihipertensi

Kompas.com - 17/06/2011, 03:48 WIB

Hiperlipidemia merupakan salah satu pemicu serangan jantung, yaitu manakala kolesterol dalam darah yang mengendap sebagai plak di dinding pembuluh darah menjadi runtuh serta menyumbat pembuluh darah. Hipertensi dan hiperlipidemia menjadi penyebab kematian paling tinggi saat ini.

Azizahwati mengatakan, riset daun alpukat yang dikapsulkan akan dijadikan produk obat herbal setaraf fitofarmaka.

Fitofarmaka bisa diresepkan dokter seperti obat-obat berbahan kimia sintetis. Proses menuju fitofarmaka harus melewati uji klinis pada manusia.

Penelitian Azizahwati saat ini masih pada taraf uji praklinis, yaitu melakukan uji coba pada mencit (tikus percobaan). Hasil riset menunjukkan, pemberian ekstrak etanol daun alpukat memiliki efek antihiperlipidemia.

Mencit dibagi tiga kelompok dan diberi ekstrak daun alpukat dengan dosis masing-masing 10 miligram per kilogram berat badan (mg/kg bb), 20 mg/kg bb, dan 40 mg/kg bb. Kelompok mencit yang diuji coba dengan ekstrak daun alpukat dosis 40 mg/kg bb memberikan hasil paling baik.

Ekstrak etanol daun alpukat juga diketahui berfungsi sebagai antihipertensi pada dosis 40 mg/kg bb. Kemampuan menurunkan tekanan darah arteri rata-rata pada mencit jantan dan betina 58 mmHg dan 54,5 mmHg.

Agar menderita hiperlipidemia, mencit diinduksi kuning telur atau lemak hewan lain ke tubuhnya. Adapun kondisi hipertensi mencit diperoleh dengan cara menginduksikan garam.

Alat pengering yang digunakan untuk daun alpukat adalah avicel PH 101 dengan perbandingan 1:0,75 dan penambahan 8,3 persen aerosil.

Penggunaan avicel PH 102 disebutkan sebagai formula terbaik karena memiliki kerapatan massa (bulk density) dan laju alir yang paling besar. Hasilnya mengandung indeks kompresibilitas, kadar air, dan waktu hancur paling kecil.

Maserasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com