Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelainan Seksual, Bisakah Diobati?

Kompas.com - 17/06/2011, 10:06 WIB

TANYA :

Dok, apakah kelainan seks dapat diobati? Saya benar-benar tidak bisa menentukan mau di bawa kemana orientasi saya. Saya tidak yakin apakah saya seorang homo, biseks, atau hetero... Kalau pun saya ditanya ingin bagaimananya, saya sangat ingin hidup normal layaknya teman-teman saya. Terkadang, kalau saya melihat teman lelaki yang wajahnya agak lumayan, saya langsung merasa senang. Akan tetapi, kalau saya melihat teman wanita yang wajahnya juga lumayan, saya juga merasa senang.

Saya pernah berpacaran dengan beberapa wanita, namun hasrat seksual saya tidak maksimal, tidak seperti ketika saya sedang mengobrol dengan beberapa teman lelaki yang wajahnya lumayan. Saya pun terkadang cemburu ketika melihat teman saya baik yang lelaki ataupun yang perempuan berpacaran di depan saya.

Seandainya saya adalah seorang homo, apakah saya masih bisa diobati Dok? Saya sangat tidak ingin dikaitkan dengan agama atau apapun yang sifatnya SARA.. Apakah ada pengobatan medis yang bisa dokter anjurkan? Apakah metode hypnotherapy dapat membantu menyelesaikan masalah saya dok? Terima kasih dok.

(AL, 20, MALANG)

 

 

JAWAB :

AL di Malang,

Berbicara tentang Homoseksual memang merupakan suatu hal yang masih kontroversi sampai sekarang. Latar belakang budaya, nilai sosial dan agama di masing-masing negara membedakan perlakukan terhadap para homoseksual (baik wanita dan pria).

Di beberapa negara Barat, mungkin stigma dan pandangan negatif terhadap homoseksual sudah mulai berkurang. Bahkan di beberapa negara ada yang mengijinkan untuk menikah. Walaupun demikian banyak juga negara-negara barat yang masih diskriminatif terhadap para homoseksual. Untuk di Indonesia, orang dengan orientasi homoseksual masih malu untuk mengakui dirinya karena anggapan sakit jiwa yang mungkin akan melekat.

Sebagai informasi dalam pedoman diagnosis gangguan jiwa menurut DSM-IV TR yang dikeluarkan oleh American Psychiatric Association (APA) Homoseksual sudah tidak dimasukkan lagi ke dalam kelompok gangguan jiwa. Homoseksual adalah orientasi seksual yang dikategorikan sebagai identitas seksual sama seperti heteroseksual dan biseksual.

Orientasi homoseksual, heteroseksual dan biseksual sebenarnya mulai dikenal sejak Kinsey Institute tahun 1981 mengemukakan teori tentang adanya rentangan orientasi seksual seseorang dari yang Homoseksual Eksklusif sampai Heteroseksual Eksklusif dan di antaranya adalah Biseksual (dikenal dengan Skala Kinsey). Jadi kalau ada seorang heteroseksual yang senang juga melihat kecantikan atau ketampanan dari sesama jenisnya masih dianggap wajar.

Lebih lanjut, penelitian Kinsey ini tidak menemukan adanya perbedaan dalam hubungan interpersonal keluarga, pengalaman seksual masa kecil, pengalaman kencan, atau hubungan pertemanan antara orang dengan orientasi homoseksual dan heteroseksual.

Ini menjelaskan bahwa orientasi seksual adalah suatu kondisi yang bukan dibentuk oleh lingkungan tetapi sudah ada dalam otak manusia itu sejak lahir. Perlu diingat banyak orang yang tidak menyukai dan menstigma homoseksual karena perilaku seksualnya padahal tidak semua orang dengan orientasi homoseksual akan berperilaku homoseksual dalam aktifitas seksualnya. Hal ini yang memperkuat bahwa orientasi tidak bisa diubah tapi perilakunya bisa diubah.

Dalam praktek, orang yang mengalami orientasi homoseksual datang ke praktek psikiatri karena dia tidak bisa menerima keadaan dirinya dan ingin berubah tetapi mengalami kesulitan mengubah orientasinya itu. Hal yang perlu ditekankan adalah bahwa orientasi memang sulit diubah, dan hanya bisa mengubah perilakunya. Penerimaan terhadap hal ini akan membuat orang itu bisa berdamai dengan dirinya dan menjalani hidup dengan lebih baik.

Saya rasa penjelasan ini bisa menjawab pertanyaan AL secara langsung maupun tidak.

Semoga bermanfaat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com