Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gangguan Kesuburan Adalah Penyakit!

Kompas.com - 20/06/2011, 11:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Seringkali gangguan kesuburan atau infertilitas dianggap sebagai suatu kelainan. Padahal, infertilitas termasuk salah satu penyakit pada sistem reproduksi manusia. Akibat yang ditimbulkan pun bisa fatal, yakni terjadinya kemandulan.

"Gangguan kesuburan adalah penyakit. Di mana penyakit itu bisa mengenai pada kedua pasangan. Berbeda pada penyakit katarak, amandel atau penyakit jantung yang cuma satu pasiennya. Kalau gangguan kesuburan pasiennya dua," ujar Sudirmanto, konsultan fertilitas dan spesialis kebidanan kandungan dari Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, dalam seminar awam Harapan Baru Untuk Mendapatkan Buah Hati, Sabtu, (18/6/2011) di Jakarta.

Menurut Sudirmanto, gangguan sistem reproduksi masalahnya dapat berasal dari otak, indung telur, rahim, atau di rongga perut, tumor/ kista. "Nah, itu harus dicari semua," jelasnya.

Untuk mengetahui penyebab gangguan kesuburan, dapat dilakukan konsultasi dan pemeriksaan fisik, ultrasonografi (USG), histerosalfingografi (HSG), dan analisa sperma. Bahkan jika diperlukan, dapat dilakukan histeroskopi, laparoskopi dan laboratorium hormon, imunologi dan genetik.

Sudirmanto menyarankan, penting bagi pasangan suami isteri untuk melakukan pemeriksaan atau konsultasi kepada dokter seputar masalah kesuburan. "Periksa minimal satu tahun setelah menikah dan telah melakukan hubungan seksual secara teratur. Tapi, kalau wanitanya sudah di atas 35 tahun dan ada riwayat infeksi, endometriosis, dan gangguan haid, menikah 6 bulan saja sudah harus langsung diperiksa. Jangan nunggu satu tahun, nanti terlambat," tegasnya.

Sementara itu, spesialis kebidanan dan kandungan Abdullatif mengatakan, pemeriksaan gangguan kesuburan harus difokuskan kepada pasangan, bukan suami atau isteri saja.

Baik suami-isteri dianjurkan hadir bersama setiap melakukan kunjungan pemeriksaan gangguan kesuburan, agar keduanya mengerti tentang penjelasan, pilihan dan anjuran yang diberikan serta mendapatkan kesempatan yang sama untuk bertanya langsung.

"Riwayat gangguan dan penanganan medis pasangan suami-isteri sebelumnya, sangat diperlukan untuk penentuan masalah yang dialami mereka," ujarnya.

Ditambahkannya pula, bahwa konsultasi yang teratur akan memberi kesempatan kepada dokter untuk meninjau ulang dan mengupas hasil pemeriksaan dan menentukan pengobatan lebih lanjut. Pemeriksaan gangguan kesuburan dimulai dengan pertanyaan terinci tentang riwayat kesuburan dan kesehatan dahulu serta pemeriksaan fisik secara umum terhadap suami dan isteri.

"Kemudian dokter sudah bisa menganjurkan melakukan pola hidup sehat yang menunjang kesuburan, memberikan nasihat senggama yang baik, membuat perencanaan pemeriksaan selanjutnya dan menunggu hasilnya," terangnya.

Abdullatif bilang, kelainan alat berketurunan (organ reproduksi) sebagai salah satu faktor penyebab gangguan kesuburan, umumnya  dapat terjadi di masa balita, masa pra-remaja (10-12 tahun) dan masa remaja (13-18 tahun) dan bisa diketahui dengan segera, dan sebagian besar bisa ditangani secara medis. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com