Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lindungi Diri dari Ancaman Kanker Leher Rahim

Kompas.com - 28/06/2011, 16:03 WIB

Kompas.com - Bukan menakut-nakuti, tetapi fakta menunjukkan di Indonesia 37 perempuan terdiagnosis kanker leher rahim setiap harinya dan diperkirakan 20 orang perempuan meninggal karena kanker yang menyerang leher rahim (serviks) ini setiap hari. Tetapi Anda tak perlu khawatir karena kanker serviks adalah satu-satunya kanker yang bisa dicegah dengan vaksin.

Organ reproduksi wanita terdiri dari indung telur dan rahim. Bagian terbawah dari rahim inilah yang disebut leher rahim atau serviks, dan berhubungan langsung dengan vagina. "Organ reproduksi wanita rawan oleh keganasan penyakit, bukan hanya serviks, tapi juga payudara, indung telur, dan juga rahim," kata dr.Adrian Setiawan, Sp.OG, dari RS.MRCCC Siloam Jakarta.

Sayangnya, penyakit keganasan tersebut seringkali tidak bergejala. Kalau pun dirasakan gejala, biasanya sudah terlambat. Perdarahan di luar masa haid bisa menjadi pertanda adanya gangguan kesehatan.

"Jika terdiagnosis kanker serviks, biasanya perdarahan merupakan tanda sudah stadium empat dimana organ-organ yang terkena sudah luas. Angka harapan hidupnya kecil," katanya dalam sebuah acara seminar mengenai kanker serviks di Jakarta beberapa waktu silam.

Ia menambahkan, berbeda dengan infeksi virus lain seperti hepatitis yang sering ditandai dengan gejala demam, infeksi virus HPV tidak menimbulkan gejala karena sel-sel yang diserang spesifik di bagian leher rahim. "Virus ini akan mengikat protein-protein di sel yang biasanya menghancurkan virus," katanya.

Kanker serviks disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV). Menurut dr.Sigit Pribadi, Sp.OG, HPV merupakan virus yang umum dan mudah ditularkan melalui kontak kelamin. Ada lebih dari 100 tipe HPV yang teridentifikasi dan umumnya tidak berbahaya. Kanker serviks disebabkan oleh HPV tipe 16 dan 18, 45 dan 31.

"Setiap perempuan dapat terinfeksi HPV semasa hidupnya. Perkembangan menjadi kanker pun memakan waktu yang lama," kata dr.Sigit yang aktif mengampanyekan pencegahan kanker serviks melalui Inisiatif Pencegahan Kanker Serviks Indonesia (IPKASI) ini.

Karena perjalanan penyakitnya yang lama, bisa  10-20 tahun, maka diperlukan program deteksi dini untuk menemukan kanker ini di stadium awal melalui pap smear atau IVA (inspeksi visual asam asetat). Pemeriksaan pap smear dan IVA ini, menurut dr.Sigit termasuk dalam pencegahan sekunder.

Sementara itu pencegahan primer dari kanker serviks adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat dan vaksinasi HPV. Penemuan vaksin HPV merupakan penemuan penting, sebab vaksin ini sudah lama ditunggu untuk mengurangi penularan infeksi HPV yang merupakan faktor penting terjadinya kanker serviks.

Dr.Sigit menjelaskan, meskipun HPV disebabkan oleh virus, namun karena bagian yang terinfeksi adalah di permukaan atau epitel, maka virus-virus ini tidak terpapar oleh kekebalan tubuh alamiah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com