Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerongkongan Sintetik Pertama Dibuat

Kompas.com - 09/07/2011, 13:23 WIB

Kompas.com - Para ahli bedah di Swedia berhasil melakukan transplantasi organ sintetik pertama di dunia. Organ tersebut adalah kerongkongan artifisial yang dilapisi dengan sel punca dari pasien.

Kelebihan dari organ sintetik yang dikembangkan oleh ilmuwan dari Inggris ini adalah tidak memerlukan donor serta tak ada risiko penolakan dari tubuh pasien. Selain itu kerongkongan ini dibuat dalam waktu beberapa hari.

Para dokter bedah yang menangani pasien ini menyebutkan pasien mereka sudah kembali pulih sebulan pasca operasi. Operasi pionir ini dipimpin oleh Profesor Paolo Macchiarini dari Italia.

Dalam wawancara dengan BBC ia mengatakan kini adalah harapan teknik ini dipakai untuk merawat bayi usia 9 bulan di Korea yang terlahir dengan cacat kerongkonan atau trakea.

Macchiarani sudah dikenal dalam keahliannya melakukan 10 kali transplantasi kerongkongan. Salah satunya adalah pencangkokan jaringan trakeal yang direkayasa pertama di dunia pada tahun 2008. Tetapi seluruh transplantasi itu memerlukan donor.

Dalam teknik terbaru ini struktur atau penopang model adalah replika dari kerongkongan pasien sendiri yang dihilangkan untuk digantikan dengan organ donor.

Pembuatan organ artifisial ini dikerjakan dengan kolaborasi beberapa ahli, termasuk pembuatan gambar organ dalam bentuk tiga dimensi. Dengan gambar tersebut para ilmuwan dari University College London bisa membentuk tiruan yang sama persis dengan trakea pasien.

Kemudian tiruan tersebut dilapisi dengan sel punca yang diambil dari sumsum tulang pasien. Kerongkongan buatan itu kemudian dicangkokkan pada tubuh pasien yang kerongkongan aslinya hancur karena tumor yang tidak bisa dioperasi.

Akibat kemoterapi yang agresif dan radioterapi, kankernya telah membesar sebesar bola golf dan menutupi jalan napas. Tanpa transplantasi ini pasien bisa meninggal.

Dalam operasi yang berlangsung selama 12 jam, Macchiarini membersihkan seluruh tumor kemudian menggantinya dengan replika kerongkongan.

"Kami sangat bersyukur pada teknologi nano karena bisa menghasilkan pengobatan regeneratif. Memang ini kerongkongan sintetis tetapi dengan teknik ini kita tak perlu lagi bergantung pada organ donor," kata Macchiarini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com