Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingnya Pelayanan Kesehatan Jiwa Terintegrasi

Kompas.com - 13/07/2011, 09:48 WIB

Oleh : dr.Andri, SpKJ *

Perawatan inap pasien di rumah sakit adalah hal yang paling menghabiskan biaya besar. Biaya ini akan bertambah besar jika pasien gangguan medis umum itu juga mengalami gangguan kesehatan jiwa.

Sayangnya, adanya gangguan jiwa pada kondisi medis umum seringkali tidak terdeteksi dan luput dari pengamatan. Hal ini mungkin disebabkan karena dokter yang merawat lebih fokus pada kondisi medis fisiknya dan melupakan kalau pasien juga merupakan individu yang mempunyai sisi psikologis.

Penelitian psikiatri modern bahkan telah mengungkapkan bahwa banyak gangguan medis umum yang erat kaitannya dengan gangguan psikologis, sekaligus juga gangguan psikologis bisa memperberat sakit medisnya saat ini. Salah satu contohnya kondisi depresi pada pasien diabetes melitus atau kencing manis.

Depresi bisa membuat pasien kencing manis tidak mematuhi pengobatan, tidak menjalankan diet dan enggan berolahraga. Penelitian terakhir bahkan menjelaskan bahwa pasien dengan gangguan depresi lebih mudah mengalami kencing manis disebabkan karena pengaruh sistem endokrin.

Kondisi gangguan jiwa yang tidak tertangani pada pasien medis umum akan menyebabkan biaya semakin besar. Hal ini disebabkan selain karena memperpanjang masa rawat inap, kebutuhan akan pelayanan medis pada pasien dengan gangguan kesehatan jiwa juga meningkat. Kondisi ini semakin ditambah apabila kondisi itu tidak terdeteksi dengan segera dan diobati secara efektif.

Model pelayanan

Model klasik pelayanan di rumah sakit yang berjalan saat ini adalah dengan pendekatan konsultasi. Dalam hal ini, psikiater hanya bekerja jika ada konsultasi dari sejawat dokter yang merawat pasien.

Kondisi ini seringkali tidak efisien dan efektif dalam mengurangi biaya, karena deteksi gangguan kesehatan jiwa seringkali terlambat karena faktor ketidaktahuan atau kesulitan mengenali gejala gangguan jiwa pada kondisi medis umum. Psikiater hanya bersifat pasif, menunggu konsultasi dan akhirnya menyebabkan gerak psikiater pun menjadi terbatas.

Model yang disarankan adalah pendekatan Consultation Liaison Psychiatry (CLP) yang bekerja dalam tim. Psikiater dalam hal ini bekerja sama dalam tim yang terdiri dari multidisiplin termasuk perawat dan pekerja sosial. Psikiater dalam tim ini bersifat pro-aktif bukan hanya dalam mengobati gangguan jiwa pada kondisi medis umum tetapi juga berusaha mencegah dengan langkah-langkah deteksi dan tatalaksana dini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com