Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Pernah Berpikir untuk Merokok

Kompas.com - 13/07/2011, 15:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Menghilangkan kebiasaan merokok atau bahkan berhenti secara total memang sulit dilakukan. Apalagi, bagi mereka yang sudah mengalami kecanduan. Oleh karena itu, bagi Anda yang belum pernah merokok, jangan sekali-sekali Anda mempunya pikiran untuk mencoba merokok.

Menurut dr. Harry A. Alamudin, MA, Direktur Medis Sahid Sahirman Memorial Hospital (SSHM), merokok merupakan suatu kebiasaan yang pada akhirnya akan menjadi suatu karakter, di mana hal itu tidak terlepas dari sumber utamanya yakni pikiran.

“Kebanyakan orang merokok terutama pada anak muda itu semua karena pikiran. Kalau pertama kita mau berpikir untuk tidak merokok, kita tidak akan pernah mencoba untuk merokok,” ujarnya, saat peresmian Klinik Stop Merokok di Sahid Sahirman Memorial Hospital Jakarta, Rabu, (13/7/2011).

Harry menyadari, sulit untuk mengubah karakter orang yang sudah kecanduan merokok. Sehingga diperlukan suatu usaha untuk mengubah pikiran dan paradigma si perokok sebagai sumber akar permasalahan.

“Sumber pertama adalah pikiran. Oleh karena itu, kita harus memasukan edukasi, pengetahuan ke dalam pikiran orang yang perokok. Sehingga diharapkan kebiasaan dan karakter orang tersebut bisa diubah,” imbuhnya.

Pada orang dewasa, kebiasaan merokok dapat menyebabkan risiko bronkitis kronis, emfisema, stroke, jantung koroner dan kanker paru-paru. Dimana, 90 persen dari angka kejadian kanker paru-paru dan 75 persen dari kejadian bronkitis kronis dan emfisema di dunia disebabkan oleh perilaku merokok.

Sementara itu, Dr. Aulia Sani, Sp.JP (K) spesialis jantung dan pembuluh darah SSHM menjelaskan, angka kejadian penyakit kronis dapat dengan mudah dan cepat dikurangi hanya dengan merubah gaya hidup. Mengurangi kebiasaan merokok adalah salah satu upaya perubahan perilaku yang dapat mencegah terjadinya penyakit kronis atau mengurangi komplikasi penyakit yang diderita.

“Oleh sebab itu, berhenti merokok pada usia berapapun tetap menguntungkan dan dapat meningkatkan harapan hidup. Jadi, berhenti merokok lebih cepat lebih menguntungkan,” tegasnya.

Seperti diketahui, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengidentifikasi bahwa ada 4.000 zat kimia yang terkandung di dalam asap rokok, di mana 250 zat kimia tersebut berbahaya dan 50 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker. Menurut WHO, Indonesia saat ini menempati peringkat ketiga di bawah China dan India sebagai negara yang jumlah perokoknya paling banyak di Asia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com