Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asma Picu Risiko Kelahiran Prematur

Kompas.com - 14/07/2011, 15:04 WIB

KOMPAS.com - Penyakit asma yang tidak dikelola dengan baik pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko bayi prematur atau bayi lahir dengan berat badan rendah. Para ahli juga mengaitkannya dengan risiko komplikasi, termasuk preeklampsia.

Oleh sebab itu, wanita hamil yang menderita asma disarankan untuk mengelola penyakitnya, salah satunya adalah dengan menghindari pencetus asma.

Seperti diketahui, pasien asma memiliki hipersensitivas pada alergen seperti debu rumah, bulu binatang, polusi udara, asap rokok, atau makanan tertentu. Bila alergen ini bisa dihindari, maka asma bisa dikendalikan.

Sebuah analisa dilakukan pada penelitian mengenai asma yang melibatkan jutaan ibu hamil penderita asma. Penelitian tersebut dipublikasikan antara tahun 1975 dan 2009.

Para peneliti menemukan ibu yang menderita asma melahirkan bayi dengan berat 93 gram lebih rendah dibanding bayi dengan ibu tanpa asma. Para penderita asma juga memiliki risiko preeklampsia 50 persen lebih tinggi  dan risiko melahirkan bayi prematur 25 persen lebih tinggi.

"Beberapa penelitian menyebutkan risiko komplikasi persalinan itu bisa diminimalkan dengan manajemen asma yang efektif. Selain itu penting juga untuk memonitor perkembangan janin secara teratur," kata Peter Gibson, dari Centre for Asthma and Respirotary Disease.

Ibu hamil juga tidak perlu takut memakai obat. Menurut studi yang dimuat dalam jurnal Obstetrics and Gynecology, obat-obatan asma yang digunakan selama kehamilan tidak memiliki efek langsung pada janin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com