Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Drg Anto, Sang Penyelamat Pasien Bibir Sumbing

Kompas.com - 15/07/2011, 15:00 WIB

Alat ciptaannya itu lalu diujicoba pada pasien bibir sumbing dan langit-langit mulut di lingkungan desa tempat tinggalnya.  Ia berkeliling dari desa ke desa mencari pasien miskin lalu memasangkan alat tersebut. Seluruh biaya pembuatan obsturator yang mencapai Rp 500.000 per buah dan pemasangan ia gratiskan.

"Lumayan membantu mereka, paling tidak kalau makan tidak tersedak dan bisa membantu mereka berbicara lebih jelas," katanya ketika ditemui di Jakarta.

Alat ciptaannya itu bisa dipakai oleh pasien bayi dan tidak perlu diganti sampai usia 2 tahun. Sementara itu pada pasien remaja, obsturator ciptaannya bisa dipakai sampai mereka berusia 17 tahun.

Menjadi Teladan

Berkat dedikasinya itu Anto menjadi salah satu pemenang Sang Teladan, sebuah program penghargaan bidang kesehatan yang digagas oleh Decolgen, produk obat flu.

Anto pun tidak lantas berpuas hati. Hadiah uang sebesar Rp 25 juta pun ingin dimanfaatkan olehnya agar lebih banyak bisa membantu pasien-pasien miskin.

"Saya ingin agar alat ciptaan saya ini yang sekarang sudah dipatenkan, bisa dipakai masyarakat luas, khususnya yang tidak mampu," katanya.

Berdasarkan pengalamannya, pasien kelainan langit-langit mulut yang memakai obsturator ciptaannya menjadi terbantu dalam berbicara.

"Saya bandingkan dengan pasien yang dioperasi hasilnya sama saja. Karena itu untuk yang tidak mampu, memakai alat ini jauh lebih murah," katanya.

Saat ini, pun Anto bersama sang istri yang juga berprofesi sebagai dokter sedang mencoba membuat ramuan herbal untuk mencegah kekakuan lidah pasien cacat langit-langit mulut.

"Karena jarang dipakai bicara, lidah mereka menjadi kaku. Dengan herbal lokal, lidah mereka dibuat rileks sehingga bisa membuat suara lebih jelas," katanya.

Sayang ia belum mau bicara banyak tentang herbal tersebut karena ia masih dalam taraf ujicoba.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com