Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sel Punca, Harapan Terapi Masa Depan

Kompas.com - 26/07/2011, 06:52 WIB

Jika ingin sel punca berdiferensiasi menjadi (jaringan) hematopoietik, digunakan iscove modified eagle’s medium (IMDM). Kalau ingin menjadi jaringan mesenkimal, diberi larutan alfa-modified eagle’s medium (alfa-MEM) dan dulbeco modified eagle’s medium (DMEM).

Diferensiasi menjadi sel jantung dapat dipacu dengan 5-azacytidine dan vascular endothelial growth factor (VEGF). Larutan itu dirancang sedemikian rupa sehingga menjadi mirip lingkungan di sekitar organ yang diinginkan.

Untuk radang sendi, kelainan tulang rawan, dan patah tulang yang sulit tersambung, sel punca diambil dari sumsum tulang pasien sendiri. Untuk mengetahui apakah sel punca berdiferensiasi (berubah) menjadi tulang rawan, pada medium perlu ditambahkan faktor penumbuh agar berkembang menjadi tulang rawan, seperti transforming growth factor (TGF-b).

Cairan berisi sel punca kemudian diinjeksikan ke tulang rawan pasien. Secara alami, sel-sel ini menyatu dengan tulang rawan yang ada.

Berbagai penyakit

Sejak tahun 2009, SCI menangani dua pengulturan sel punca pasien radang sendi. Dua pasien itu mengalami kemajuan dan berangsur normal. Dalam laporan penggunaan sel punca pada Bagian Ortopedi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RS Dr Soetomo, Surabaya, penyembuhan lebih cepat tiga bulan dibandingkan dengan pengobatan biasa.

Yang paling banyak menggunakan terapi adalah pasien gangguan jantung, lebih dari 30 pasien, mayoritas berusia 50-70 tahun.

Di Indonesia, terapi sel punca pada jantung pertama kali dilakukan oleh tim gabungan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rumah Sakit Kanker Dharmais, dan RS Medistra, Jakarta. Studi pendahuluan mulai September 2007 dan mengikutsertakan enam penderita serangan jantung akut.

Tiga bulan setelah terapi, sebagian sel jantung keenam pasien yang semula mati dapat hidup lagi, memperoleh aliran darah, dan berfungsi normal.

Menurut dokter ahli bedah plastik Yefta Moenadjat, terapi sel punca juga diterapkan pada penderita luka bakar.

Terapi sel punca dalam jangka pendek mampu mempersingkat inflamasi dan memperbaiki fase pembentukan jaringan, menutup jaringan yang luka, serta memfasilitasi proses epitelialisasi, yaitu memoles jaringan penyembuhan yang telah terbentuk menjadi lebih matang dan fungsional.

Namun, dari berbagai referensi, kata Yefta, terapi ini tidak sempurna. Bekas luka, misalnya, masih terlihat seperti kulit kering yang tidak ditumbuhi rambut.

Pada masa depan, kemungkinan masih terbentang luas. Masih banyak penyakit yang berpotensi diterapi menggunakan sel punca, seperti diabetes, stroke, dan autisme.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com