Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Alergi dan Intoleransi Makanan

Kompas.com - 22/08/2011, 14:31 WIB

Kompas.com - Reaksi yang timbul setelah mengasup makanan tertentu adalah hal yang wajar, tetapi kebanyakan disebabkan oleh intoleransi makanan daripada karena alergi. Kendati demikian gejalanya hampir sama sehingga orang sering salah mengidentifikasinya.

Alergi terhadap makanan sebetulnya lebih jarang daripada yang diduga, diperkirakan hanya 0,1-5 persen penduduk menderita alergi ini. Alergi makanan terjadi karena reaksi sistem imun yang berpengaruh pada beberapa organ di tubuh.

Jika Anda menderita alergi suatu makanan, bahkan setelah dimakan dalam jumlah kecil, reaksinya akan langsung timbul. Jika yang terpengaruh adalah sistem pencernaan, gejalanya bisa berupa rasa mual, muntah atau diare. Bisa juga berupa ruam-ruam atau gatal jika yang terpengaruh adalah kulit.

Reaksi alergi yang mengancam jiwa disebut anafilaksis, karena menyebabkan gangguan pernapasan dan membuat tekanan darah sangat rendah.

Sementara itu intoleransi makanan biasanya timbul secara bertahap dan tidak melibatkan sistem kekebalan tubuh. Jika Anda hanya menderita intoleransi makanan, Anda masih bisa mengonsumsi makanan tertentu dalam jumlah kecil tanpa Anda reaksi yang timbul.

Penderita intoleransi makanan juga bisa melakukan pencegahan reaksi. Misalnya jika Anda menderita intoleransi laktosa, Anda bisa mengonsumsi susu bebas laktosa.

Secara umum ada beberapa kondisi yang memicu intolerensi makanan, yakni:

- Ketiadaan enzim tertentu yang diperlukan untuk mencerna suatu makanan secara utuh, misalnya laktosa.

- Sindrom iritasi perut. Kondisi ini akan menyebabkan kram, sembelit dan diare.

- Keracunan makanan. Toksin seperti bakteri dalam makanan yang rusak bisa meneybabkan gangguan pencernaan yang parah.

- Zat tambahan atau pengawet dalam makanan.

- Stres berulang atau faktor psikologis.

- Penyakit celiac. Orang yang menderita penyakit ini biasanya menderita gangguan pencernaan yang dipicu oleh gluten, protein yang ditemukan dalam roti dan tepung-tepungan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com