Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempur Kanker dengan Listrik Statis

Kompas.com - 26/08/2011, 06:35 WIB

Kembali ke Tanah Air, mulai tahun 2010, Warsito, yang kini staf ahli khusus Menristek, menerapkannya untuk terapi kanker. Menurut dia, ECVT dapat membunuh sel kanker melalui pancaran listrik statis yang terpancar secara terus-menerus. Gelombang listrik ini dapat mengganggu proses pembelahan sel kanker hingga menghancurkannya.

Hal ini telah dibuktikan melalui penelitiannya di laboratorium Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Percobaan pada sel kanker menunjukkan, ECVT dapat mematikan 30 persen sel kanker dalam waktu tiga hari.

Uji terbatas

Tahap selanjutnya, Warsito merancang prototipe untuk terapi kanker payudara. Alat terapi kanker payudara terdiri dari satu set pakaian menyerupai baju senam atau kutang dan satu panel kontrol elektronik yang terhubung ke elektroda.

Dalam pakaian berbahan khusus ini dipasang dua kutub elektroda yang ditempatkan di antara lokasi tumor atau kanker yang menjadi target. Elektroda tersebut dialiri listrik oleh panel kontrol elektronik berupa kotak kecil yang berisi baterai.

Dalam kondisi aktif, elektroda positif di satu sisi akan memancarkan gelombang listrik magnet yang kemudian ditangkap elektroda negatif di sisi lainnya. Pancaran gelombang listrik ini membentuk medan listrik di antara dua katoda. Karena berada di antara dua kutub elektroda itu, kanker akan terpengaruh oleh medan listrik itu.

Apa yang terjadi jika tumor dipengaruhi gelombang listrik statis itu? "Gelombang listrik ini akan memengaruhi pembelahan kromosom sel. Akibatnya, sel tumor itu tidak membelah, malah hancur," ujarnya.

Sejak Mei 2010

Terapi kanker dengan sistem listrik statis mulai dikembangkan pada Mei 2010. Alat ini telah diterapkan pada Juni 2010 untuk terapi kanker payudara stadiun empat yang telah bermetastasis atau menyebar ke kelenjar limpa.

Pasien bersangkutan bahkan telah divonis hanya dapat bertahan selama dua tahun. Untuk menangani kanker, pasien harus menjalani kemoterapi sembilan kali dalam setahun. Terapi ini sangat memberatkan karena sekali perawatan menelan biaya hingga Rp 28 juta. Namun, dengan terapi listrik statis ini, dalam waktu sebulan hasilnya telah negatif.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com