Sri Rejeki
Bunga kamboja mengandung minyak atsiri yang mengandung senyawa geraniol
Ketersediaan bunga kamboja yang melimpah karena belum banyak dimanfaatkan, kecuali sebagai bunga tabur di pekuburan, mendorong Dwi Hantoko, Dewi Wahyuningtyas, dan Lilis Kristiyani yang kuliah di Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo memanfaatkan bunga kamboja. Mereka memilih pemanfaatan bunga kamboja sebagai pengusir nyamuk alamiah mengingat selama ini pengusir nyamuk lebih banyak dibuat dari zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
”Pohon kamboja mudah tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 700 meter di atas permukaan laut. Berbeda dengan tumbuhan lain, seperti lavender, zodia, atau sereh,” kata Dwi Hantoko, bersama dosen pendamping Wirawan Ciptonugroho, Selasa (23/8).
Lavender, zodia, dan sereh juga mengandung geraniol, sitronelol, dan linalol, tetapi lebih sulit ditanam atau seperti sereh lebih banyak dimanfaatkan sebagai bumbu masak.
Pengusir nyamuk dipilih dalam bentuk lilin karena ekstrak bunga kamboja murni tidak dapat langsung digunakan, tetapi perlu dipanaskan agar menghasilkan bau untuk mengusir nyamuk.
Untuk membuat minyak bunga kamboja, helai-helai bunga diiris kecil-kecil lalu ditambahkan pelarut dengan perbandingan 1:3. Dari 50 gram bunga segar ditambah 150 mililiter pelarut dapat dihasilkan 15 mililiter minyak bunga kamboja, setelah didistilasi atau dipisahkan antara minyak dan pelarutnya.
Setelah itu dibuat lilin yang berbahan baku parafin, asam stearat, dan pewarna. Setelah campuran bahan baku lilin meleleh, baru ditambahkan esktrak bunga kamboja. Dari 80 gram parafin dan 10 gram asam stearat dapat dihasilkan 6-8 buah lilin dengan berat masing-masing 13-18 gram.