Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Penyebab Tak Terduga Sakit Kepala

Kompas.com - 23/09/2011, 11:36 WIB

Kompas.com - Setiap tahun, sekitar 90 persen populasi global menderita sedikitnya satu kali sakit kepala, mulai dari yang ringan hingga yang kronik. WHO bahkan menyebutkan sakit kepala merupakan penyakit yang paling jarang terdiagnosa dan tidak ditangani.

Sekitar 40 persen penderita sakit kepala menderita nyeri kepala berat, berulang, atau tak terhanankan. Penyebab nyeri kepala sendiri sangat banyak, namun yang paling sering adalah karena stres dan hidung tersumbat. Meski begitu ada beberapa penyebab nyeri kepala yang jarang diduga. Apa saja?

1. Film 3D dan televisi

Film dan televisi yang memiliki teknologi tiga dimensi (3D) kini sedang digemari. Padahal, gambar-gambar dalam film tersebut bisa menyebabkan ketegangan pada mata dan memicu sakit kepala.

"Ilusi yang kita lihat pada film 3D tidak dikalibrasi sama di otak seperti halnya yang dilihat mata. Akibatnya otak bekerja lebih keras dan hal ini pada sebagian orang akan menyebabkan nyeri kepala," kata Dr.Deborah Friedman, ahli mata dari University of Rochester Medical Center, New York, AS.

2. Mengunyah permen Mengunyah permen dalam waktu lama akan menyebabkan tekanan pada sendi dan otot pada pertemuan tulang rahang dengan tengkorak kepala sehingga memicu rasa nyeri kepala. Selain itu, permen yang mengandung pemanis buatan seperti aspartam juga bisa memicu sakit kepala.

3. Polusi elektromagnetik

Apakah pemukiman Anda dekat dengan sumber listrik tegangan tinggi? Ataukah tempat tidur Anda dekat dengan peralatan elektronik seperti televisi, komputer, atau radio? Jika iya, polusi elektromagnetik yang berasal dari benda-benda tersebut bisa menyebabkan nyeri kepala.

4. Obat pereda nyeri

Beberapa jenis obat pereda nyeri alias painkiller bisa menyebabkan nyeri kepala karena mengandung zat-zat kombinasi termasuk kafein. Kebiasaan mengonsumsi pereda nyeri bisa menyebabkan efek kambuh kembali begitu efek obatnya hilang. Karena itu biasakan untuk mengonsumsi pereda nyeri tunggal, seperti aspirin atau ibuprofen.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com