Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Taman dan Terapi Jiwa di Sumpeknya Jakarta

Kompas.com - 13/10/2011, 06:56 WIB
EditorLusia Kus Anna

Beginilah pemandangan Minggu pagi di Taman Suropati. Anak-anak bermain di antara burung merpati. Ayah dan anak bermain bulu tangkis. Teduhnya pepohonan menjadi tempat yang nyaman bagi para pesepeda pagi. Yang lain lagi asyik bercanda di sekeliling taman.

Tak banyak taman di Jakarta yang menyediakan tempat bagi warga untuk beraktivitas, rekreasi, sekaligus melepaskan jemu dan penat di tengah impitan rutinitas dan beragam persoalan. Suropati menjadi salah satu ruang publik untuk warga. Selain Suropati, ada juga Taman Monas yang menjadi ruang publik penting bagi warga baik untuk berolahraga atau rekreasi.

Sayangnya, fasilitas publik yang murah, gratis, dan bisa mengakomodasi aktivitas warga Jakarta sangat minim jumlahnya. Taman yang ada di kota berpenduduk 9,5 juta jiwa ini kondisinya banyak yang tidak terawat, cenderung kumuh, kotor, dan tidak nyaman.

Salah satunya terlihat di taman sepanjang jalur hijau di Jalan Kiai Tapa, Grogol, Jakarta Barat. Pohon-pohon rindang menaungi jalur pejalan kaki, tetapi sampah terlihat teronggok di sejumlah tempat. Pot-pot tanaman penuh coretan tangan- tangan jahil.

Di ujung taman, pedagang kaki lima menggelar lapak berjualan akik. Deretan sepeda motor parkir di jalur pejalan kaki.

Di tepi Waduk Grogol juga terdapat taman kecil. Beberapa waktu belakangan ini, sekeliling waduk dan taman sedang ditutup pagar seng karena ada proyek pekerjaan. Warga masih bisa masuk lewat celah pintu, tetapi suasana jadi kurang nyaman.

Sebenarnya, taman di lokasi itu cukup rindang. ”Lumayan, bisa buat ngadem siang-siang begini,” kata salah satu warga yang sedang duduk-duduk.

Sayangnya taman yang berada di dekat kompleks perumahan itu pun kotor. Puntung rokok, bungkus makanan, dan minuman kemasan terlihat di sana-sini. Taman lainnya sering kali tidak nyaman bagi warga karena banyak digunakan oleh tunawisma. Pada malam hari, penerangan di taman umumnya minim sehingga berpotensi jadi lokasi kriminalitas.

Arsitek lanskap Nirwono Joga menyebutkan hanya 10 dari 800 taman di Jakarta yang kondisinya tergolong ideal.

Kesehatan jiwa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+