Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Formula Jamu dalam Tahap Uji Klinis

Kompas.com - 22/10/2011, 09:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com Usaha pemanfaatan tanaman obat terus ditingkatkan, di antaranya, dengan melakukan uji klinis empat formula jamu untuk obat hipertensi, hiperkolesterolemia, hiperurisemia, dan hiperglikemia. Hasil sementara menunjukkan, empat formula ini cukup baik untuk mengobati empat jenis penyakit degeneratif.

Pernyataan itu disampaikan Kepala Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinis Kementerian Kesehatan Siswanto saat acara jumpa pers Saintifikasi Jamu di Gedung Kementerian Kesehatan, Jumat (21/10/2011).

"Kita mengetahui bahwa pengobatan tradisional jamu bisa berperan lebih besar sebagai upaya promotif dan preventif, khususnya untuk mengatasi penyakit-penyakit tidak menular. Ini akan banyak membantu Pemerintah Indonesia dalam mengatasi dan mencegah penyakit-penyakit tidak menular," katanya.

Siswanto menjelaskan, dalam meracik keempat formula tersebut ada dua komponen yang terkandung di dalamnya, terdiri dari jamu dasar dan jamu berkhasiat. Untuk jamu dasar, keempat formula mengandung bahan yang sama, yaitu meniran, temulawak, dan kunyit (berfungsi sebagai penyegar). Sedangkan untuk bahan jamu berkhasiat kandungannya berbeda-beda.

"Untuk formula antihipertensi, campuran jamu berkhasiatnya terdiri dari daun seledri, kumis kucing, dan pegagan. Untuk hiperkolesterol, jamu berkhasiatnya daun jati belanda, kemuning, akar kelemba. Sedangkan untuk hiperurisemia (asam urat) terdiri dari daun kepel, tempuyung, dan secang. Sementara untuk hiperglikemia campuran, jamu berkhasiatnya terdiri dari sambiloto, brotowali," paparnya.

Siswanto menambahkan, apabila keempat formula tersebut sudah terbukti khasiatnya maka selanjutnya akan dilakukan ekstraksi. "Hasil sementara cukup bagus karena bisa menurunkan kadar kolesterol kira-kira 20 persen. Untuk hipertensi bisa menurun sekitar 20 persen setelah menjalani terapi selama satu bulan," jelasnya.

Meski belum selesai pengujian dan masih harus melewati beberapa tahap lagi, Siswanto berharap ke depannya akan lebih banyak formula-formula jamu yang dapat diteliti dan bisa dimanfaatkan.

"Kita mengetahui bahwa pengobatan tradisional sudah lama dikenal dan dipraktikkan. Namun, belum ada upaya-upaya untuk mensaintifikasi jamu sehingga memberikan manfaat lebih banyak," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com