Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Osteoporosis, Diam-diam Mencuri Tulang

Kompas.com - 24/10/2011, 15:45 WIB

Osteoporosis, papar Nuhonni, sering disebut sebagai silent disease karena tidak adanya gejala, baik saat masih osteopeni (penipisan) atau setelah osteoporosis (keropos).

"Proses kerapuhan tulang sering tidak disadari. Kalaupun ada tulang retak hanya terasa sebagai nyeri dan hilang setelah 4-6 minggu. Apalagi ambang nyeri orang Indonesia tinggi. Osteoporosis baru disadari jika ada tulang yang patah," papar ahli rehabilitasi medik dari FKUI/RSCM ini.

Osteoporosis merupakan penyakit degeneratif, bisa dibilang setiap wanita yang sudah menopause beresiko menderita penyakit ini walau tidak tertutup kemungkinan mereka yang masih muda juga terkena akibat gaya hidup yang salah.

Dalam analisa kepadatan tulang yang dilakukan Fonterra Brands di Asia terungkap bahwa perempuan Indonesia memliki tingkat risiko tertinggi di Asia, yakni berkisar di usia 25-65 tahun," kata Vienno Monintja, category marketing director Fonterra Brands, dalam kesempatan yang sama.

Hasil analisa tersebut sejalan dengan data Internasional Osteoporosis Foundation (IOF) tahun 2009 yang menyebutkan rata-rata asupan kalsium orang Asia masih rendah, yakni hanya 450 mg dari 1.300 mg yang dibutuhkan setiap hari.

Selain itu, banyaknya jumlah penduduk usia lanjut juga memberikan kekhawatiran munculnya masalah osteoporosis di tahun 2050. Tahun 2005 jumlah orang usia lanjut Indonesia ada 17 juta jiwa. Diperkirakan pada tahun 2050 jumlah orang usia lanjut meningkat menjadi 70 juta jiwa.

Karena itu, bisa diperkirakan berapa banyak orang lanjut usia yang akan mengalami patah tulang. Hal ini akan menimbulkan beban ekonomi maupun sosial bagi masyarakat.

Cukupi kalsium Namun, osteoporosis bisa dicegah. Pencegahan terbaik adalah "menabung" massa tulang sejak dini, yaitu saat janin dalam rahim, usia balita, serta saat pertumbuhan di masa kanak-kanak dan remaja.

Menurut dr.Fiastuti Witjaksono, Sp.GK, menabung tulang tidak hanya memerlukan kalsium yang cukup tapi juga protein. "Di dalam massa tulang juga terdapat protein yang khas yakni osteokalsin. Kekurangan protein juga menyebabkan tulang rapuh," katanya.

Kendati begitu protein yang diasup sebaiknya tidak lebih dari 10-15 persen dari total kalori. "Protein berlebih akan dikeluarkan dari tubuh dan ia akan menarik kalsium," katanya.

Sementara itu sumber kalsium yang paling baik menurut Fiastuti adalah susu karena lebih mudah diserap usus. Keperluan kalsium untuk orang dewasa per hari sebesar 1.000 mg. Kalsium juga terdapat pada sayuran hijau seperti brokoli dan buncis, juga buah jeruk, pisang, pepaya, kiwi, dan alpukat, juga ikan teri.

Untuk menjaga kepadatan tulang, latihan fisik yang benar, teratur dan terukur sangat penting. 'Dengan bergerak kita juga mendapat manfaat untuk otot karena otot menempel di tulang maka tulang pun ikut sehat," kata dr.Ade Tobing, Sp.KO.

Tekanan dan tarikan pada waktu kita berolahraga juga akan mengaktifkan osteoblas sehingga kepadatan tulang semakin baik. Makin aktif dan makin kita memperhatikan kesehatan tulang, makin tinggi puncak massa tulang yang dicapai.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com