Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Negara Berkembang, Kurus Dianggap Miskin

Kompas.com - 03/11/2011, 10:08 WIB

KOMPAS.com- Walaupun problem kesehatan di negara maju seperti obesitas dan penyakit jantung kini juga dihadapi negara berkembang, tetapi di sini masalah itu banyak dihadapi orang berpunya, sementara orang kurus dan kurang gizi pada umumnya miskin.

Selama satu dekade terakhir, para pakar telah mengingatkan bahwa kelebihan lemak dan penyakit kronik seperti diabetes dan penyakit jantung juga banyak diderita penduduk negara miskin. Seruan global untuk melawan obesitas untuk mencegah penyakit kronik juga digaungkan oleh WHO.

Dalam studi terbaru ditemukan kasus kegemukan perut, tekanan darah tinggi dan diabetes meningkat pesat di kalangan orang muda di wilayah pinggiran India. India, negara berpenduduk hampir satu miliar itu, memililiki jumlah penderita penyakit jantung hampir 60 persen dari kasus penyakit jantung secara global di tahun 2010.

Selain itu, menurut studi di India dan beberapa negara Asia Selatan, rata-rata orang terkena serangan jantung pertama di usia 53 tahun, enam tahun lebih cepat dari penduduk di negara lain.

Persoalan kesehatan di negara berkembang memang berbeda antara populasi orang berpenghasilan tinggi dengan penduduk yang ekonominya lemah. Untuk mengetahui apakah perbedaan itu semakin besar, telah dilakukan penelitian terhadap indeks massa tubuh lebih dari 547.000 wanita dari 37 negera miskin dan berkembang di wilayah Asia, Afrika, dan Amerika Selatan.

Sebanyak 200.000 wanita diwawancara dan ditimbang berat badannya anatara tahun 1991 dan 2001, sementara sisanya antara tahun 1998 dan 2008. Pada kebanyakan negara, persentase orang kegemukan dan obesitas terus meningkat. Akan tetapi ada perbedaan yang jelas antara penduduk yang miskin dan kaya.

Di seluruh negara yang diteliti, makin tinggi kemakmuran seorang wanita, makin besar pula indeks massa tubuh mereka. Walau orang yang miskin juga menunjukkan peningkatan jumlah kegemukan, tetapi jauh tertinggal dari kelompok yang makmur. Dengan kata lain orang miskin tetap kurus.

Hal itu terjadi karena harga bahan pangan tidak terjangkau untuk orang-orang miskin.

Tanpa mengecilkan masalah kesehatan yang dihadapi orang obesitas, menurut S.V. Subramanian, peneliti senior, mengatakan tingginya populasi orang yang kekurangan gizi juga menjadi masalah.

Karena itu menurut dia, banyak negara di dunia menghadapi beban ganda masalah kesehatan. Pertama adalah mendorong orang-orang kaya untuk membatasi asupan kalori mereka, dan kedua memberikan lebih banyak makanan bernutrisi untuk kelompok miskin.

Pola yang terjadi di negara miskin dan berkembang ini berbeda dengan di negara maju. Di Amerika Serikat misalnya, mereka yang berpenghasilan rendah dan kurang terdidik seringkali memiliki berat badan berlebih, terutama pada kaum perempuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com