Depok, Kompas -
”Saat ini patut kami nyatakan status Depok KLB (Kejadian Luar Biasa) sebab virus ini menyebar dalam tempo singkat. Selanjutnya, pembiayaan penderita hepatitis A dapat diusulkan dibantu pemerintah,” ujar Nur Mahmudi saat berada di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Depok, Rabu (9/11).
Penyebaran virus hepatitis A di SMKN 2 Depok teridentifikasi pertama kali pada 24 Oktober 2011. Saat itu, sebanyak 59 orang diduga terserang virus hepatitis A. Tim Dinas Kesehatan selanjutnya menyatakan mereka positif terserang hepatitis A. Tiga hari terakhir, jumlah penderita bertambah 22 orang dari sebelumnya 68 orang. Dari semua pasien tersebut, sebanyak 4 orang di antaranya masih dirawat di beberapa rumah sakit di Depok, 13 orang sudah sembuh, dan 73 penderita menjalani rawat jalan.
Dinas Pendidikan Depok meliburkan kegiatan belajar-mengajar selama satu minggu sejak Selasa lalu. Mulai Rabu pukul 10.00, Pemerintah Kota Depok juga menyemprotkan disinfektan di area dalam dan luar SMKN 2 Depok. Penyemprotan ini dilakukan untuk mematikan virus yang masih ada. Disinfektan tersebut terdiri dari kaporit bercampur cairan. Lokasi yang disemprot adalah semua ruangan SMKN 2 Depok dan kantin di sekitar sekolah. Selain menyemprot, Dinas Kesehatan Depok juga meminta pihak sekolah membersihkan lingkungan sekitar.
Secara terpisah, Kepala Subdirektorat Surveilans dan Respons Kejadian Luar Biasa Kementerian Kesehatan Hari Santoso menambahkan, meski KLB ini terjadi di Kota Depok, Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Jawa Barat siap membantu jika dinas kesehatan setempat membutuhkan bantuan untuk menanganinya.
Sementara itu, asal virus hepatitis A belum bisa dipastikan. Namun, dari penelusuran sementara, petugas Dinas Kesehatan Depok menduga virus berasal dari lingkungan sekolah.
Di sekitar sekolah tersebut terdapat beberapa kantin yang biasa menjadi tempat jajan siswa dan guru. Tim Dinas Kesehatan menemukan fakta bahwa salah seorang anggota keluarga pengelola kantin menderita hepatitis A sebelum virus menyebar.
”Untuk membuktikan dugaan ini, kami masih menguji sampel air dan makanan dari kantin tersebut,” tutur Kepala Dinas Kesehatan Depok Hardiono saat meninjau SMKN 2 Depok.
Menurut Hardiono, virus tersebut sangat mungkin menyebar melalui makanan, minuman, ataupun udara di sekitar sekolah. Di samping faktor kondisi lingkungan yang kurang bersih, penyebaran virus juga didukung pola hidup siswa yang sebagian mengabaikan kesehatan.
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengatakan, penularan hepatitis A melalui fecal-oral atau dari anus ke mulut.
Tinja penderita hepatitis A pasti mengandung virus hepatitis A. Jumlah virus pada tinja penderita mencapai puncak pada 1-2 minggu sebelum timbul gejala sakit pada penderita. Pengeluaran virus melalui tinja paling lama enam bulan. Jika tinja dibuang ke sungai atau penderita tidak membersihkan tangan setelah buang air besar, virus mudah tersebar.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.