Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulit Cari Suami, Banyak Wanita Pilih Bayi Tabung

Kompas.com - 18/11/2011, 11:37 WIB

Kompas.com - Menggunakan donor sperma dan teknik bayi tabung kini para perempuan lajang yang sudah khawatir dengan usia biologisnya bisa tetap memiliki bayi meski belum menemukan pendamping hidup.

Dalam beberapa tahun terakhir ini terjadi peningkatan jumlah wanita lajang yang ingin menjadi ibu. Menurut data di Inggris, pada tahun 2009 terdapat 1.615 siklus in vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung yang berasal dari donor sperma dan menghasilkan 585 kelahiran bayi. Di tahun 2010 terjadi peningkatan 21 persen dengan jumlah 1.963 siklus IVF.

"Para wanita menyadari jam biologis mereka terus berdetak. Jam biologis pria dan wanita memang berbeda. Para wanita ini sadar mereka tak bisa menunggu untuk memiliki anak sampai pria idaman mereka muncul," kata Prof.Geeta Nargund, kepala kedokteran reproduktif dari St.George's University Hospital di London.

Menurut laporan Human Fertilisation and Embryology Authority (HFEA) pada seluruh jenis bayi tabung terjadi peningkatan 5,9 persen di tahun 2010. Terapi tersebut termasuk IVF dan intra-cytoplasmic sperm injection (ICSI) yang dilakukan dengan menyuntikkan satu sperma ke sel telur.

Dari seluruh terapi bayi tabung tersebut, 74 persennya menggunakan sel telur sendiri dan 17 persen menggunakan sel telur wanita lain yang dibekukan. Sekitar tiga persen menggunakan donor sel telur dan enam persen memakai donor inseminasi.

Usia rata-rata wanita yang melakukan IVF adalah 35 tahun. Sekitar 4 persen adalah wanita berusia 43-44 tahun, dan dua persen wanita berusia di atas 45 tahun.

Di Indonesia sendiri prosedur IVF hanya boleh dilakukan kepada pasangan yang terikat pernikahan yang gagal melakukan kehamilan dengan cara alami akibat masalah pada sumbatan saluran telur atau masalah pada kualitas sperma yang buruk. Dengan alasan etika teknik bayi tabung yang menggunakan sperma dan sel telur donasi tidak diijinkan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com