Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Minuman Bersoda Bikin Kecanduan?

Kompas.com - 01/12/2011, 08:45 WIB

KOMPAS.com - Bahaya minuman berkarbonasi tentunya sudah sering terdengar, seperti merusak gigi, tingginya kandungan gula, sampai membuat kecanduan. Namun segala sesuatu yang berlebihan pasti tidak baik, oleh karena itu pengaturan konsumsi minuman berkarbonasi ini juga harus disesuaikan dengan kebutuhan.

Dalam acara "Coca Break" yang diadakan oleh The Coca Cola Company, disampaikan beberapa fakta mengenai kadar karbonasi, kandungan bahan pengawet, serta pewarna yang digunakan dalam minuman berkarbonasi seperti Coca cola, Sprite, atau Fanta. Ditegaskan, minuman yang diproduksi oleh perusahaan asal Amerika tersebut masih dalam batas penggunaan yang aman.
Disampaikan juga bahwa minuman berkarbonasi ini ternyata memiliki kandungan kafein yang rendah dibandingkan dengan teh ataupun kopi, sehingga tidak akan menyebabkan kecanduan.

"Kandungan gula yang digunakan pun adalah gula alami dari tebu, dan tidak benar bahwa kandungan gulanya tiga kali lipat lebih tinggi dibanding minuman lainnya," ungkap Maxime E. Buyckx, MD, MBA, Direktur Health and Wellness Programs Global Scientific and Regulatory Affairs, The Coca Cola Company, di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Rabu (30/11/2011) lalu.

Maxime pun memberikan beberapa perbandingan kandungan gula dalam buah ternyata lebih sedikit dibanding dengan soft drink yang hanya sekitar 10 persen, sehingga dengan frekuensi yang tepat maka soft drink sebenarnya tidak merugikan.

Kerusakan gigi yang sering terjadi karena terlalu banyak mengonsumsi minuman berkarbonasi juga ditampik oleh Coca Cola. Karena sebenarnya, kandungan gula yang rendah tidak akan merusak gigi. Selain itu, kerusakan gigi lebih disebabkan kebiasaan masyarakat yang kurang memperhatikan kebersihan giginya setelah mengonsumsi minuman ini. Coca Cola juga mengklaim bahwa kandungan asam yang terkandung dalam minuman ini pun tidak terlalu tinggi.

Minuman berkarbonasi ini sebenarnya sudah dinikmati selama ribuan tahun lalu di Yunani dan Roma. Jenis minuman ini juga banyak digunakan untuk meringankan gejala gangguan pencernaan. "Dan dalam hal ini, minuman ini tidak akan mengganggu saluran pencernaan, karena sebagian besar gasnya akan keluar dari minuman ketika botol dibuka," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com