Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musim Berganti, Waspadai Demam Berdarah

Kompas.com - 12/12/2011, 07:27 WIB

Mendekati pengujung tahun, sebagian besar wilayah Indonesia mulai menyambut musim hujan. Setelah bebas dari penyakit yang muncul selama musim kemarau akibat debu dan masalah air, saatnya mewaspadai penyakit seperti demam berdarah.

Di wilayah Jakarta dan sekitarnya, sejak November, potensi hujan turun terjadi hampir setiap hari. Prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), potensi hujan turun diperkirakan setelah Oktober yang ditandai hujan intensitas rendah pada masa transisi.

Pada musim kemarau, penyakit yang muncul terkait masalah debu dan air, yang umumnya merebak di wilayah permukiman padat penduduk. Cuaca panas dan kering disertai embusan angin menyebabkan debu beterbangan yang mudah terhirup dan menimbulkan penyakit, seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), penyakit mata, dan dehidrasi.

Tren penyakit ISPA meningkat selama musim kemarau. Di Jakarta Barat, sejak Januari hingga Agustus, sebanyak 248.168 orang menderita ISPA. Anak balita penderita pneumonia di Jakarta Selatan mencapai 3.612 orang dan pasien batuk bukan pneumonia sebanyak 57.603 anak. Adapun penderita diare tercatat 18.964 orang.

Kemarau panjang juga menyebabkan beberapa wilayah mengalami kesulitan bahkan kekeringan air tanah. Akibatnya, berbagai penyakit muncul, mulai dari sakit kulit, diare, hingga dehidrasi.

Selama musim kemarau hingga bulan Agustus, sebanyak 8.743 orang menderita diare. Angka penderita diare dari puskesmas sebanyak 111.537 kasus. Angka itu bukan merupakan jumlah pasien, melainkan jumlah penanganan karena satu pasien bisa datang berobat ke puskesmas lebih dari satu kali.

Demam berdarah

Sementara itu, penderita demam berdarah cenderung meningkat jumlahnya di musim hujan. Adalah nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah.

Gigitannya membahayakan dan dapat menyebabkan kematian. Jenis nyamuk pembawa virus dengue ini lebih senang berada di genangan air yang bersih.

Dalam kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD), berdasarkan angka kejadian atau incidence rate (IR) secara nasional, DKI Jakarta berada pada peringkat kedua setelah Provinsi Bali. Hampir tiap tahun di Jakarta terjadi endemi DBD.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com