Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Cara Stres Memengaruhi Diabetes

Kompas.com - 22/12/2011, 13:32 WIB

KOMPAS.com - Mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan rutin melakukan aktivitas fisik adalah pilar utama untuk mengelola diabetes atau menurunkan berat badan. Tetapi, masih ada satu hal lain yang tidak boleh Anda abaikan yaitu manajemen stres.

Penelitian mengungkapkan betapa manajemen stres penting bagi kesehatan apalagi jika Anda sudah divonis mengidap diabetes. Sebuah studi dari Duke University di Durham, Carolina Utara, menemukan, ketika seseorang melakukan teknik relaksasi, maka kadar A1C akan cenderung turun. A1C adalah suatu parameter yang menunjukkan progresivitas penyakit diabetes mellitus.

Bahkan, hasil riset menunjukkan sekitar sepertiga relawan yang melakukan relaksasi dapat menurunkan kadar A1C sebesar satu persen atau lebih (setelah melakukan selama setahun). Cara ini sama efektifnya dengan mereka yang mengonsumsi obat diabetes. Bahkan manfaatnya melampaui apa yang telah orang lain peroleh melalui diet dan olahraga.

Untuk mengetahui lebih jelas bagaimana stres bisa mempengaruhi diabetes, berikut adalah penjelasannya seperti dikutip Besthealthmag:

1. Hormon stres meningkatkan gula darah

Mengapa ketenangan membawa gula darah turun? Pertama, ketika Anda stres, tubuh akan memompa keluar hormon stres (kortisol). Hormon ini meningkatkan detak jantung dan kecepatan pernapasan. Hormon ini juga mengirim glukosa ke dalam darah untuk mengubahnya menjadi energi bagi otot Anda. Hasilnya, kadar gula darah akan lebih tinggi.

2. Stres berkontribusi terhadap resistensi insulin

Hormon stres membuat pankreas lebih sulit untuk mensekresikan insulin yang dibutuhkan untuk memindahkan glukosa keluar dari darah. Beberapa hormon stres juga dapat menyebabkan resistensi insulin.

3. Stres menyebabkan penambahan berat badan

Alasan utama mengapa Anda harus mengelola stres kronis adalah bahwa kortisol dapat meningkatkan nafsu makan. Ya, stres akan membuat Anda makan lebih banyak. Hal ini mendorong sel-sel di perut untuk menyimpan lemak. Dengan kata lain, timbunan lemak pada perut dapat berdampak serius untuk meningkatkan risiko serangan jantung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com