Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Pemicu yang Kurang Dikenal terhadap Diabetes

Kompas.com - 17/01/2012, 13:52 WIB

KOMPAS.com Epidemi diabetes di seluruh dunia terus memburuk. Saat ini diperkirakan 366 juta orang menderita penyakit tersebut. Angka kematian akibat penyakit diabetes mencapai 4,6 juta kematian per tahun dan biaya kesehatan yang harus dikeluarkan mencapai 465 miliar dollar AS setiap tahun. Angka penderita diabetes tersebut dibuat berdasarkan data internasional, baik diabetes tipe-1 maupun tipe-2 pada tahun lalu.

Penyakit diabetes tipe-2 adalah jenis diabetes yang paling umum, dengan jumlah kasus mencapai hampir 90 persen dari semua jenis diabetes. Parahnya, banyak dari mereka yang tidak sadar bahwa dirinya telah mengidap diabetes. Tentu saja, jika diabetes tipe-2 tidak benar-benar dikendalikan atau diobati, maka risiko terkena serangan jantung, mengalami kebutaan, atau bahkan kehilangan anggota tubuh lain akan semakin meningkat.

Pilihan seperti menjalani terapi obat-obatan dan diet yang sehat adalah cara paling efektif untuk mengelola diabetes. Di samping itu, ada pula solusi mengendalikan diabetes dengan cara mengelola berat badan yang tepat.

Kelebihan berat badan, asupan nutrisi yang tidak tepat, dan tingginya kadar kolesterol LDL dalam darah merupakan faktor-faktor yang paling dikenal terkait peningkatan risiko diabetes. Namun, ada sejumlah faktor lain yang selama ini kurang dikenal, tetapi berkontribusi terhadap peningkatan risiko berkembangnya diabetes. Berikut ini adalah tujuh faktor pemicu terhadap diabetes tipe-2:

1. Melewatkan sarapan

Sekelompok ilmuwan Australia menemukan bahwa melewatkan sarapan pagi dapat mengarah ke penurunan kadar gula darah yang signifikan. Akibatnya, orang akan cenderung mempunyai keinginan untuk mengonsumsi makanan manis sehingga meningkatkan risiko diabetes.

2. Penumpukan lemak perut atau lingkar pinggang terlalu besar

Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa pinggang terlalu besar berhubungan erat dengan risiko lebih tinggi menderita diabetes tipe-2. Bahkan jika Anda tidak gemuk, tetapi pinggang Anda lebih dari 37 inci (untuk pria) atau 31,5 inci (untuk perempuan), maka faktor ini cukup untuk meningkatkan risiko Anda mengidap diabetes.

3. Tidak cukup tidur

Hasil penelitian yang dilakukan di Boston University menunjukkan bahwa hanya mendapatkan waktu tidur 5 jam setiap malam terkait dengan 50 persen kemungkinan lebih tinggi mengidap penyakit diabetes tipe-2 ketimbang jika Anda mendapatkan waktu tidur 7-8 jam.

4. Mendengkur

Sekelompok peneliti dari Yale University menganalisis data dari 1.200 orang yang menderita sleep apnea, dan menemukan bahwa kondisi ini dikaitkan dengan risiko dua kali lebih tinggi terkena diabetes.

5. Minum jus

Setelah mempelajari 70.000 relawan perempuan, ilmuwan Amerika sampai pada kesimpulan bahwa minum hanya 180 mililiter jus buah yang diproduksi secara komersial setiap hari berkaitan dengan peningkatan risiko diabetes sebesar 18 persen. Sementara itu, mereka yang makan buah-buahan segar (bukan jus) memiliki risiko lebih rendah untuk menderita diabetes tipe-2.

6. Kerja "shift"

Sebuah studi di Harvard University telah menunjukkan bahwa kerja shift (khususnya dalam periode jangka panjang) memiliki hubungan dengan peningkatan risiko lebih tinggi terkena diabetes, yaitu sebesar 50 persen.

7. Masalah pada ovarium

Secara khusus, kondisi seperti sindrom ovarium polikistik telah dikaitkan dengan peningkatan risiko lebih tinggi mengidap diabetes tipe-2 sebesar 10 persen. Sindrom ovarium polikistik merupakan kelainan endokrinopati yang paling banyak dijumpai pada wanita usia reproduksi.

Sindrom ini ditandai dengan kumpulan beberapa gejala, seperti gangguan haid, gangguan ovulasi, hiper-androgenism, dan gambaran ovarium polikistik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com