Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data Riset Kesehatan Gigi dan Mulut Masih Minim

Kompas.com - 19/01/2012, 14:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejauh ini, data penelitian bidang kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih sangat minim. Padahal, hal tersebut sangat penting untuk menyusun rencana strategis sebagai acuan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang baik.

Demikian disampaikan oleh drg. Ratu Mira Afifah, selaku Profesional Relationship Manager Oral Care, PT. Unilever, saat acara penyerahan dana penelitian ke para Dekan 14 Fakultas Kedokteran Gigi dan Persatuan Kedokteran Gigi Indonesia (PDGI) yang bernilai Rp 750 juta, Kamis, (19/1/2012).

"Kalau kita lihat data mengenai kesehatan gigi masyarakat, selama ini selalu melihat data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Sementara ini sudah tahun 2012," katanya.

Sebenarnya, lanjut Mira,  Kementerian Kesehatan pada tahun 2010 sudah mengadakan riset terbaru mengenai kesehatan dasar masyarakat Indonesia, tetapi sayangnya data kesehatan gigi dan mulut tidak dimasukan.

Dana penelitian ini kata Mira, nantinya akan digunakan untuk mengolah data kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang pada Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) tahun lalu telah diambil sampelnya, di mana melibatkan 40.000 responden dari 17 kota di Indonesia.

"Dari 40.00 itu kita mau lihat data medical recordnya. Kita periksa satu-satu. Dari situ, kita bisa tahu berapa yang karies dan apa sebenarnya yang menjadi masalah paling umum terkait kesehatan gigi dan mulut," jelasnya.

Data sementara hasil penyelenggaraan BKGN memperlihatkan, gigi berlubang masih menjadi masalah utama yang ada di masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat dari keluhan pasien yang berkunjung untuk memeriksakan giginya.

Sementara itu Prof Dr. Eky S. Soeria Soemantri, Sp,OM (K), Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) mengatakan, melalui dukungan ini, diharapkan rumah sakit gigi dan mulut menjadi ajang penelitian yang lengkap bagi para civitas akademika untuk memeroleh sampel dan mengembangkan penelitiannya.

"Diharapkan ke depannya akan semakin banyak ilmuwan kita yang dapat mempublikasikan penelitiannya yang terintegrasi," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com