Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Penyebab Bau Mulut pada Anak

Kompas.com - 31/01/2012, 15:58 WIB

KOMPAS.com - Seperti halnya orang dewasa, semua asupan makanan dan minuman yang masuk ke mulut si kecil juga bisa menyebkan bau mulut. Terkadang sifatnya sementara dan tidak mengganggu. Tetapi, bau mulut juga bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan yang dialami anak.

Pertimbangkan beberapa penyebab bau mulut berikut:

- Infeksi sinus kronik.

Infeksi sinus yang berlangsung lama merupakan penyebab utama mulut anak berbau yang tidak disadari. Cairan yang terkumpul di bagian sinus dan saluran napas bisa mengalir kembali ke kerongkongan dan belakang lidah. Akibatnya, lendir itu bisa jadi makanan bagi bakteri penghuni mulut. Sisa-sisa metabolisme bakteri itu akan menghasilkan gas yang berbau.

Tanda infeksi sinus yang kronik antara lain batuk dan pilek yang sering, lendir hidung berwarna kehijauan, serta anak tampak mudah lelah.

- Pembesaran tonsil

Bila tonsil atau amandel anak membesar, maka makanan dan bakteri bisa bersembunyi di bagian tonsil dan menyebabkan bau mulut sepanjang hari.

- Gangguan gigi

Bau mulut lebih sering disebabkan karena sisa-sisa makanan yang berada di sela gigi. Pastikan si kecil menyikat giginya secara rutin.

- Benda asing di hidung

Penyebab lainnya adalah adanya benda asing, seperti potongan makanan, kacang, atau mainan kecil, yang tersangkut di hidung anak.

- Mulut kering

Bila kondisi mulut kering, maka produksi air liur yang merupakan pembersih alami mulut ikut berkurang. Akibatnya bakteri makin berkembang biak dan menghasilkan bau tak sedap. Hindari hal tersebut dengan membiasakan anak minum air putih.

- Lidah berbau

Bakteri dan sisa makanan terkadang menempel di lidah bagian belakang. Atasi hal ini dengan mengajari anak membersihkan bagian lidah saat menyikat gigi.

- Gangguan saluran cerna

Ganggua pada saluran cerna juga bisa menjadi pemicu bau mulut. Bila Anda mendapati mulut si kecil agak berbau asam, periksakan pada dokter kemungkinan si kecil menderita gangguan pencernaan. Apalagi jika anak sering merasa mual, sulit tidur nyenyak, dan perutnya kembung setelah makan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com