Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kiat Aman Konsumsi Herbal

Kompas.com - 09/02/2012, 17:19 WIB

KOMPAS.com — Keberadaan tanaman obat sudah sejak ribuan tahun dikenal di Tanah Air. Beberapa tanaman itu sudah diteliti hingga tahap uji klinis, tetapi lebih banyak yang masih berupa pengetahuan turun-temurun. Ketahui cara aman mengonsumsi produk herbal.

Bagian-bagian tanaman yang lazim digunakan sebagai obat herbal adalah akar, rimpang, serta simplisia, yakni tanaman yang diiris tipis, baik dalam bentuk segar maupun kering. Ada beberapa teknik mengolah tanaman obat, yakni dengan cara merebus, menyeduh, dan membuatnya sebagai serbuk.

Menurut Dr Abdul Mun'im, ahli herbal dari Program Pascasarjana Herbal Departemen Farmasi FMPIA-UI, bahan herbal yang sebaiknya direbus adalah kelompok herbal yang memiliki zat aktif minyak atsiri, yakni herbal yang memiliki aroma kuat.

Sementara herbal yang berupa dedauan bisa diolah dengan cara dikeringkan, sedangkan buah-buahan, seperti mengkudu, sebaiknya dikonsumsi segar untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Beberapa jenis bunga juga mudah rusak sehingga penanganannya harus hati-hati. Biasanya digunakan teknik seduh, misalnya pada rosella.

"Herbal yang sudah direbus sebaiknya juga tidak dibiarkan terlalu lama karena seperti halnya makanan, tanaman herbal juga bisa jadi media pertumbuhan bakteri," kata Abdul.

Kendati demikian, saat ini cukup banyak produk herbal yang diproduksi modern. Misalnya dibuat tablet, kapsul, atau bubuk. Namun, pada umumnya memiliki senyawa aktif yang relatif sama dengan herbal yang diolah tradisional. Yang berbeda mungkin harganya.

Mayoritas tanaman berkhasiat di Indonesia dicampurkan dengan beberapa jenis tanaman agar khasiatnya saling melengkapi. Meski tidak memiliki aturan pakai yang baku, tetapi menurut Abdul secara umum obat herbal aman.

"Kekurangan sekaligus kelebihan herbal adalah efeknya lemah sehingga untuk mengobati ia harus dipakai dalam jangka panjang. Dengan demikian, sebenarnya sangat kecil risikonya seseorang mengalami overdosis karena mengonsumsi herbal," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com