Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bioresonansi, Tes Alergi Tak Direkomendasikan

Kompas.com - 22/02/2012, 10:22 WIB

Hal yang lain yang dikawatirkan adalah penanganan alat terapi seperti ini akan membuat “lost cost therapy” biaya pengobatan terbuang percuma. Apalagi untuk terapi penyakit kronis biasanya dibutuhkan waktu pengobatan jangka panjang.

Sampai saat ini banyak sekali terapi alternatif yang digunakan oleh berbagai praktisi klinis dalam penanganan alergi. Selain bioresonansi terapi alternatif lainnya yang banyak digunakan adalah terapi pendulum (bandul), cytotoxic testing, iridology, kinesiology, allergy testing, IgG antibody testing, VoiceBio, iriodologi mata, tes rambut, tes alcat, IgG4 (tes darah yang dikirim ke Amerika) dan sebagainya.

Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut juga banyak dilakukan oleh para klinisi untuk mendiagnosis penderita autisme. Bukan hanya di Indonesia, pendekatan terapi alternatif tersebut juga banyak dilakukan di dunia internasional bahkan juga dilakukan oleh banyak dokter di luar negeri. Sehingga berbagai institusi alergi international dan dunia tidak henti-hentinya selalu mengingatkan masyarakat maupun dokter bahwa semua pemeriksaan alternatif tersebut tidak direkomendasikan dalam mendiagnosis dan menangani penderita alergi.

End Point :

  • Bioresonansi tidak terbukti secara ilmiah manfaatnya sebagai alat diagnosis dan terapi alergi
  • Tes alergi yang tidak terbukti secara ilmiah termasuk klasifikasi “unproven”, ”unorthodox” atau “alternative test” tidak direkomendasikan dan ditolak dengan keras oleh berbagai badan alergi internasional
  • Penanganan terbaik alergi adalah mengidentifikasi penyebab dan menghidarinya
  • Tes alergi yang sudah diakui di bidang kedokteran atau direkomendasikan karena terbukti secara ilmiah adalah tes kulit (Skin Prick Test) dan IgE RAST. Meskipun demikian tes ini hanya bisa mendeteksi sebagian kecil penyebab alergi tipe lambat, Tetapi tidak bisa mendeteksi sebagain besat penyebab alergi makanan tipe lambat. Untuk memastikan alergi makanan adalah dengan DBPCFC atau eliminasi provokasi (food chalenge test) bukan dengan tes lainnya

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com