Hal yang lain yang dikawatirkan adalah penanganan alat terapi seperti ini akan membuat “lost cost therapy” biaya pengobatan terbuang percuma. Apalagi untuk terapi penyakit kronis biasanya dibutuhkan waktu pengobatan jangka panjang.
Sampai saat ini banyak sekali terapi alternatif yang digunakan oleh berbagai praktisi klinis dalam penanganan alergi. Selain bioresonansi terapi alternatif lainnya yang banyak digunakan adalah terapi pendulum (bandul), cytotoxic testing, iridology, kinesiology, allergy testing, IgG antibody testing, VoiceBio, iriodologi mata, tes rambut, tes alcat, IgG4 (tes darah yang dikirim ke Amerika) dan sebagainya.
Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut juga banyak dilakukan oleh para klinisi untuk mendiagnosis penderita autisme. Bukan hanya di Indonesia, pendekatan terapi alternatif tersebut juga banyak dilakukan di dunia internasional bahkan juga dilakukan oleh banyak dokter di luar negeri. Sehingga berbagai institusi alergi international dan dunia tidak henti-hentinya selalu mengingatkan masyarakat maupun dokter bahwa semua pemeriksaan alternatif tersebut tidak direkomendasikan dalam mendiagnosis dan menangani penderita alergi.
End Point :
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.