Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mineral, Diperlukan Sedikit tapi Berperan Besar

Kompas.com - 24/02/2012, 15:09 WIB

Kompas.com - Dibandingkan dengan "saudara-saudaranya" dalam kelompok gizi seperti vitamin atau protein, mineral kerap terlupakan. Padahal, meski dibutuhkan dalam jumlah sedikit perannya tak kalah penting.

Dr.Linus Pauling, ilmuwan peraih penghargaan Nobel bahkan mengatakan bahwa bila setiap penyakit dan gangguan kesehatan ditelusuri akar masalahnya bisa berasal dari kekurangan mineral.

Mineral sebenarnya sudah cukup dikenal, misalnya saja natrium, kalium, potasium, fosfor, zat besi, magnesium, selenium, dan masih banyak lagi. Mineral bisa didapatkan dari produk susu, sayuran, buah, kacang-kacangan, garam meja, atau daging.

Peran mineral di dalam metabolisme tubuh sebenarnya sangat besar, antara lain untuk kesehatan otot dan tulang, memproduksi energi, fungsi saraf, meningkatkan stamina, hingga mengatur hormon.

"Mineral juga dibagi dalam dua jenis, yakni makromineral yang dibutuhkan tubuh lebih dari 50 mm per hari, serta mikromineral yang kebutuhannya kurang dari 50 mm per hari," kata Susana Msc, kepala divisi riset Nutrifood di Jakarta (24/2/12).

Meski diperlukan dalam jumlah kecil, nyatanya cukup banyak orang yang kekurangan mineral. Menurut data, sekitar 7 dari 10 orang Amerika kekurangan mineral. Sementara itu data di Indonesia tidak tersedia, namun Bank Dunia memperkirakan sekitar 35 persen penduduk kekurangan zinc.

Dampak dari kekurangan mineral tak bisa dianggap remeh, misalnya saja kekurangan kalsium membuat tubuh rentan osteoporosis, pertumbuhan terhambat, atau kekurangan kromium yang menyebabkan peningkatan kadar gula darah.

"Walau kekurangan vitamin atau mineral tidak bisa dilihat melalui mata, namun dampaknya terhadap kesehatan sudah cukup mengganggu," kata Susana.

Untuk memastikan kebutuhan zat gizi kita terpenuhi dari makanan, Susana menegaskan pentingnya pola makan yang bervariasi.

"Kalau dulu dalam satu jenis makanan sudah terkandung bermacam zat gizi, sekarang kondisinya berbeda. Beberapa penelitian menunjukkan kandungan gizi dalam bahan makanan sudah jauh berkurang akibat kerusakan alam. Karenanya kita perlu mengasup berbagai jenis makanan setiap hari," katanya.

Ia menjelaskan, mineral memang terkandung di dalam tanah yang akan diserap oleh tanaman yang kita makan atau oleh hewan yang dagingnya kita konsumsi. Tetapi kerusakan alam menyebabkan kadar mineral jauh berkurang.

"Tanah yang sudah erosi umumnya mengandung mineral sedikit. Mineral yang tergerus itu lambat laun berkumpul di laut, karenanya sekarang laut menjadi sumber mineral yang berharga," paparnya.

Beberapa produk bahan makanan, termasuk susu, kini juga mengambil mineral yang berasal dari laut. Misalnya saja alga merah.

"Penelitian menunjukkan kandungan mineral pada rumput laut lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan mineral pada tanaman darat," katanya.

Konsumsi mineral dari tablet suplemen, menurut Susana, kurang disarankan karena justru bisa menyebabkan tubuh kelebihan zat gizi. "Kalau kita mengasup makanan yang bervariasi, ditambah segelas susu, biasanya kebutuhan nutrisi kita sudah mencukupi," pungkasnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com