Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyembuhan Kanker dengan Kemoterapi Lokal

Kompas.com - 07/03/2012, 16:38 WIB

Peng mengatakan pengobatan dengan metode ini efek sampingnya jauh lebih kecil ketimbang kemoterapi seluruh tubuh, karena fokus pengobatan hanya diarahkan ke sel kanker. Berbeda dengan pengobatan kemoterapi seluruh badan, di mana obat kemoterapi didistribusikan ke seluruh tubuh. Saat tiba di sel kanker, kandungan obat kemo sudah rendah dan seringkali tidak cukup kuat untuk membunuh sel kanker.

"Banyak orang bilang lokal kemo, tapi itu sebenarnya bukan lokal kemo. Pada intinya, pengobatan jieru dibagi dua macam yaitu lokal kemo dan penyumbatan," kata Prof dr Peng Xiao Chi.

Peng menuturkan, banyak pasien tidak menyadari bahwa ketika mereka melakukan pengobatan jieru mereka sebenarnya juga sudah melakukan pengobatan penyumbatan. Penyumbatan itu artinya dia menyumbat sel pembuluh darah, sehingga sel tumornya mati kelaparan dengan sendirinya," katanya.

Peng juga menambahkan bahwa, untuk melakukan teknik pengobatan jieru bukanlah perkara yang mudah, karena harus memasukkan selang ke sel pembuluh darah tumor yang sangat kecil. Di sinilah akan terlihat dokter itu berpengalaman atau tidak. "Saya tahu banyak dokter yang melakukan lokal kemo, tetapi di sini kita baru bisa melihat dia bisa atau tidak. Kalau ternyata selangnya yang masuk salah dan tidak masuk ke sel pembuluh darah di tumor, dia akan merusak sel pembuluh darah lainnya," ucapnya.

Menurut Peng, selain Jieru, ada terapi lain yang harus dijalani pasien kanker yaitu imunoterapi. Pengobatan ini dimaksudkan untuk memperkuat kekebalan tubuh pasien kanker, dengan cara mengambil sel antibodi dari dalam tubuh pasien kurang lebih 1 cc untuk dikembangbiakan atau kloning di laboratorium hingga jumlahnya bertambah sampai berkali-kali lipat. Masa pengembangbiakan sel antibodi biasanya berlangsung selama kurang lebih 9-10 hari. Kalau jumlahnya sudah cukup maka sel yang sudah dibiakan dimasukan kembali ke dalam tubuh pasien.

"Ketika antibodi ini bertemu dengan sel tumor maka dia yang membasmi sel tumor. Karena sel antibodi diambil sendiri dari tubuh pasien maka tidak akan ada efek samping sama sekali," tutupnya.

Setelah menjalani serangkaian pengobatan selama kurang lebih 3 bulan di RS. Modern Cancer Guangzhou, Sugi merasa kondisi tubuhnya semakin membaik. Gejala seperti Mimisan juga tidak pernah dialaminya lagi. Saat berobat di Malaysia, Sugi mengaku mendapatkan pengobatan kemoterapi setiap seminggu sekali. Tetapi di Guangzho, setiap pemberian kemoterapi diberi jarak sekitar 3 minggu, sehingga tubuh memiliki waktu untuk pemulihan.

Sugi mengungkapkan bahwa saat ini dia hanya tinggal menunggu hasil diagnosa dokter dan berharap tumor ganas di hidungnya bisa hilang dan kembali seperti semula. "Tinggal menunggu nanti hasilnya. Kuncinya adalah kita jangan menyerah walaupun dokter sudah bilang penyakit Anda sudah stadium lanjut. Itu hanyalah sebuah kata-kata dan kita yang menjalankan harus tetap optimis," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com